Jumat, 27 Januari 2012

Pertarungan dua Mantan Pemain

Persipura vs Sriwijaya FC ( www.facebook.com/sriwijayafc )
Sabtu (28/01) nanti, Sriwijaya FC akan menghadapi Persipura Jayapura dalam laga lanjutan kompetisi Indonesian Super League (ISL) musim 2011/2012. Pertandingan ini, termasuk dalam kategori pertandingan yang sangat besar dan juga bergengsi dikarenakan pada pertandingan ini mempertemukan dua klub yang pernah menggapai juara liga dan juga pernah mengikuti kompetisi Liga Champion Asia dan Piala Asia.

Persipura Jayapura sebagai juara ISL musim lalu, memiliki modal yang sangat kuat untuk melayani tim tamu mereka yaitu Sriwijaya FC. Pada pertandingan sebelumnya, Persipura Jayapura berhasil menang 3-1 dari Persiram Raja Ampan melalui gol yang dicetak oleh Boaz Salossa, Alberto Goncalves, dan Ian Louis Kabes.

Sementara itu, Sriwijaya FC yang datang ke Stadion Mandala di Jayapura, membawa sedikit perasaan yang tidak baik. Hal ini dikarenakan pada pertandingan sebelumnya, Sriwijaya FC harus tunduk 0-1 kepada Persiwa Wamena setelah Edison Pieter Romaropen berhasil memasukkan gol memanfaatkan sebuah peluang manis.

Terlepas dari gengsi dan juga hasil pertandingan terakhir dari kedua klub ini, ternyata ada sesuatu hal yang boleh dikatakan menarik untuk kita cermati. Pada pertandingan ini, terdapat dua orang pemain yang pernah bermain disalah satu klub dan juga mendapatkan gelar juara. Mereka adalah Zah Rahan dan Rahmat Rivai.

Bagi masyarakat Sumatera Selatan dan penggemar Sriwijaya FC, nama Zah Rahan tentu tidak asing lagi ditelinga mereka. Bagaimana tidak, Zah Rahan memang termasuk kedalam kategori pemain yang merupakan roh dari tim. Zah Rahan bersama dengan Kayamba Gumbs, dan Obiora, merupakan trisula maut yang dimiliki oleh oleh Sriwijaya FC. Bahkan, sebelum ke Persipura, Zah Rahan bersama dengan Kayamba Gumbs dan Obiora, mereka berhasil mempersembahkan gelar Juara Liga dan Piala Indonesia bagi Sriwijaya FC.

Sementara itu, Rahmat Rivai, sebelum bergabung dengan Sriwijaya FC pada musim 2011/2012 ini, dia pernah memperkuat Persipura pada musim sebelumnya. Bersama dengan Persipura, dia merasakan bagaimana nikmatnya mendapatkan gelar Juara ISL. Pada saat mendapatkan gelar juara, Rahmat Rivai juga bersama dengan Zah Rahan, walaupun pada akhirnya Rahmat Rivai memilih bergabung kembali dengan Sriwijaya FC.

Tentunya, pertandingan ini sangat asyik untuk disaksikan. Tetapi sayang, pihak ANTV kabarnya tidak bisa mewujudkan keinginan masyarakat pecinta sepak bola Indonesia untuk dapat menyiarkan pertandingan yang penuh gengsi ini. Hal ini dikarenakan banyaknya pertimbangan-pertimbangan yang dimiliki oleh ANTV sehingga mereka memutuskan untuk tidak menyiarkan secara langsung pertadingan ini.

Walaupun demikian, tentunya pertandingan ini akan tetap berjalan walaupun tidak disiarkan secara langsung oleh pihak televisi. Pertandingan ini tentunya akan menghadirkan emosi tersendiri bagi para pemain, terutama Zah Rahan dan Rahmat Rivai. Lantas, siapakah yang akan memenangkan pertandingan ini? mari kita lihat saja nanti.

Pincang, Sriwijaya FC pun kalah

Rivky Deython Mokodompit ( internet / sripoku.com )
Akhirnya, Sriwijaya FC kembali menderita kekalahan yang kedua kalinya setelah sebelumnya berhasil dikalahkan oleh Persib Bandung dalam lanjutan kompetisi Indonesian Super League (ISL) musim 2011/2012.

Kali ini, Sriwijaya FC berhasil dikalahkan oleh Persiwa Wamena dengan kedudukan akhir 1-0 untuk kemenangan Persiwa. Persiwa Wamena berhasil menang setelah Edison Pieter Romaropen pada menit ke 47 berhasil memperdaya penjaga gawang Sriwijaya FC yang bernama Rivki Deython Mokodompit.

Ketika menghadapi Persiwa, Sriwijaya FC tanpa diperkuat pemain bintang. Pemain tersebut adalah Thierry Gathuessi dan Lim Joon Sik yang terkena akumulasi kartu kuning, Ponaryo Astaman yang masih dalam tahap penyembuhan cidera hamstring, dan Ferry Rotinsulu yang menderita demam ketika menjelang pertandingan tersebut.

Walaupun ditinggalkan pemain utama, pola permainan Sriwijaya FC tidak berubah dari permainan pada pertandingan sebelumnya. Selama babak pertama, para pemain Sriwijaya FC menguasai jalannya pertandingan. Bahkan, para pemain Sriwijaya FC seperti bermain di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring dikarenakan sangat santai dan terus menekan pertahanan Persiwa.

Memasuki awal babak kedua, para pemain Sriwijaya FC dikejutkan oleh serangan para pemain Persiwa. Hasilnya, pemain Persiwa yang bernama Edison Pieter Romaropen berhasil mencetak gol sehingga Persiwa unggul 1-0 dan hingga pertandingan selesai, keunggulan Persiwa tetap bertahan sehingga kemenangan pun berhasil didapatkan oleh tim yang berjuluk Laskar Badai Pegunungan.

Menyikapi gol yang dicetak oleh Edion Pieter Romaropen tersebut, penjaga gawang Sriwijaya FC yang bernama Rivky Deyton Mokodompit mengatakan bahwa sebenarnya posisi dari Edison Pieter Romaropen tersebut sudah terperangkap dalam offside. Tetapi, ternyata wasit dan hakim garis menganggap bahwa kejadian tersebut tidak offside.

"Bukannya tidak ingin mengakui kekalahan, namun saya lihat Edison Pieter Romaropen yang mencetak gol tidak bergerak sama sekali. Posisinya sudah berada di depan pemain belakang kita, namun saya tidak tahu dalam pandangan wasit bagaimana. Gol Persiwa ini bermula umpan silang dari sisi kanan lapangan, kemudian bola yang memantul langsung saja disambar oleh Pieter. Bola tendangannya sempat tertepis oleh saya namun masih masuk ke gawang" Kata Rivky.

Setiap pertandingan, terkadang memang dirasakan tidak adil oleh salah satu tim yang bertanding dikarenakan keputusan yang diberikan oleh wasit. Tetapi, apapun itu, wasit adalah penguasa di lapangan yang keputusannya mutlak harus diterima oleh para pemain, official, dan para supporter. Jikalau keputusan wasit memang keliru, sudah sepantasnya dilaporkan kepada pengurus PSSI yang mengurusi wasit agar wasit memang bekerja dengan baik dan benar sehingga memberikan keadilan bagi kedua tim tanpa harus merugikan salah satu tim, apalagi tim tamu.

Kekalahan Sriwijaya FC atas Persiwa Wamena ini, membuat Sriwijaya FC harus turun ke peringkat kedua klasemen sementara. Hal ini dikarenakan Persipura berhasil menang 3-1 atas Persiram Raja Ampat melalui gol yang dicetak oleh Boaz Salossa, Alberto Goncalves, dan Ian Lois Kabes. Kemenangan Persipura tersebut membuat persipura menduduki peringkat pertama dengan poin 20 dan Sriwijaya FC menduduki peringkat kedua dengan poin 19.

Pada hari Sabtu (28/01) nanti, Sriwijaya FC akan mendatangi Jayapura guna menghadapi Persipura. Pertandingan ini tentunya merupakan pertandingan yang ditunggu-tunggu. Selain masalah gengsi dalam hal prestasi, hasil dari pertandingan ini akan menentukan siap yang memuncaki klasemen sementara kompetisi Indonesian Super League musim 2011/2012.

Sriwijaya FC tentunya mempunyai keinginan yang sangat besar untuk mengalahkan Persipura dikarenakan ingin menduduki peringkat pertama dan juga para pemain Sriwijaya FC yang tidak bisa bermain ketika melawan Persiwa, bisa diturunkan ketika Sriwijaya FC menjalani pertandingan melawan Persipura.

Siapakah yang akan menang? mari kita tunggu dan kita saksikan bersama.

Senin, 09 Januari 2012

Pembantaian di Malang

Hilton Moreira bersama Fans (dok. pribadi)
Pembantaian, sebuah kata yang sangat tidak enak untuk didengar, apalagi diucapakan serta dilakukan. Tetapi mau bagaimana lagi, saat ini memang persoalan pembantaian memang lagi terekam erat di otak rakyat Indonesia.

Sebelumnya, kita telah mendengar dan melihat pembantai yang terjadi dibeberapa daerah dalam negara kesatuan republik Indonesia. sebuah peristiwa yang sungguh menyayat hati kita sebagai saudara sebangsa dan setanah air.

setelah beberapa peristiwa pembantaian yang dikabarkan oleh banyak sekali media pemberitaan yang ada dinegeri ini, kini saya akan memberitahukan sebuah informasi mengenai pembantaian yang terjadi di negara yang kita cintai ini. Pembantaian ini terjadi di kota Malang Provinsi Jawa Timur.

Bertempat di Stadion Kanjuruhan, Arema Indonesia harus mengakui kegagahan Sriwijaya FC setelah Sriwijaya FC membantai Arema Indonesia dengan kedudukan akhir 1-5 untuk kemenangan Sriwijaya FC pada hari Minggu (08/01) malam. Kemenangan Sriwijaya FC ini didapatkan setelah Hilton Moreira mencetak tiga gol (hattrick pertama Kompetisi ISL musim 2011/2012) dan dua gol tambahan yang dicetak oleh Keith Kayamba Gumbs.

Seperti biasa, Sriwijaya FC yang turun dengan kekuatan penuh, mengambil inisiatif untuk melakukan serangan terlebih dahulu pada pertahanan arema. Sepanjang dua puluh menit babak pertama, pertahanan Arema harus berjuang mati-matian guna menahan serangan para pemain Sriwijaya FC yang dikomandani Ponaryo Astaman.

Tetapi sayang, pertahanan yang dibangun dengan kokoh tersebut, harus roboh setelah Hilton Moreira mencetak gol melalui tendangan bebas yang sangat keras, sehingga tidak bisa ditangkap oleh penjaga gawang Arema Indonesia yang bernama Yuwiwanto Beni.

Ternyata, walaupun sudah unggul 0-1 dari Arema, para pemain yang dilatih oleh Kas Hartadi ini, terus melakukan penyerangan terhadap lini pertahanan Arema yang dikawal oleh Pierre Pattrick Seme dan mantan pemain Sriwijaya FC yang bernama Charis Yulianto. Akhirnya, Hilton pun menambah dua gol melalui umpan dari Firman Utina dan Keith Kayamba Gumbs. Hingga babak pertama selesai, kedudukan 0-3 untuk keunggulan Sriwijaya FC.

Sebagai penggemar Sriwijaya FC, hasil keunggulan 0-3 sudah membuat saya senang. Bagaimana saya tidak senang, hasil keunggulan tersebut didapatkan melalui permainan cantik yang mengandalkan satu dan dua kali sentuhan. Tetapi, saya juga berharap agar Hilton Moreira berhasil mencetak satu gol lagi sehingga bisa mengkudeta Herman Dzumafo (Pemain PSPS) dari daftar sementara pencetak gol terbayak kompetisi ISL musim 2011/2012.

Tetapi apa mau dikata, Hilton Moreira tidak berhasil mengkudeta Dzumafo. Pada pertandingan babak kedua, Sriwijaya FC berhasil menambah dua gol melalui Keith Kayamba Gumbs. Sedangkan gol balasan Arema dicetak oleh Arif Ariyanto memanfaatkan umpan tendangan bebas dari Firmansyah Aprillianto.

Hasil kemenangan ini tentunya membuat para penggemar Sriwijaya FC menjadi senang. Kemenangan ini membuat Sriwijaya FC berhasil menduduki peringkat pertama klasemen sementara kompetisi Indonesian Super League (ISL) musim 2011/2012.

Selanjutnya, Sriwijaya FC akan menghadapi Gresik United pada tanggal 12 Januari 2012 dan Persiba Balikpapan pada tanggal 15 Januari 2012 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang. Khusus pertandingan melawan Persiba Balikpapan, akan dilaksanakan pada pukul 18.30 WIB.

Tetaplah semangat bertanding wahai para pemain Sriwijaya FC. Kami akan selalu mendukung dan berdo'a agar Sriwijaya FC diberikan yang terbaik dan pada akhirnya, Insya Allah akan menjadi juara kompetisi Indonesian Super League (ISL) musim 2011/2012. Aaamiiin.

*** note ***

Selamat hari lahir buat pemain Sriwijaya FC yang bernama Mahyadi Panggabean (08/01) dan Supardi (09/01). Semoga semua mimpi dan cita-cita diwujudkan oleh Allah SWT dan semoga bisa menjadi perantara Allah SWT untuk membawa Sriwijaya FC menjuarai kompetisi Indonesian Super League (ISL) musim 2011/2012 ini. Aaamiin.

Rabu, 04 Januari 2012

Kisruh PSSI: Ajang adu domba

Kisruh PSSI ( internet/goligog.wordpress.com)
Tidak terasa, hari telah berganti hari, minggu telah berganti minggu, bulan telah berganti bulan, dan tahun pun telah berganti tahun. Semuanya menjadi baru, dengan suasana dan semangat baru pula tentunya.

Tetapi sayang seribu kali sayang. Momen pergantian tahun ini ternyata tidak membawa dampak yang baik pada tubuh PSSI. Kisruh yang terjadi pada tahun 2011 yang lalu, malah cenderung semakin menjadi-jadi pada tahun 2012 ini.

Melihat kisruh yang terjadi di tubuh PSSI saat ini, saya beranggapan bahwa kisruh ini hampir sama rasanya ketika kita menikmati mie instan. Mie instan merupakan makanan favorit sebagian rakyat Indonesia dan mungkin sebagian besar mahasiswa ataupun para pelajar yang kebetulan tinggal terpisah dengan orang tua mereka.

Mie instan tersebut mempunyai harga yang sangat murah dan juga sangat sedap ketika dinikmati. Tetapi, ketika kita sudah menjadi terbiasa menikmati makanan siap saji ini, maka penyakitlah yang akan hinggap dan mungkin menetap selamanya ditubuh manusia yang menikmatinya.

Begitulah gambaran perumpamaan kisruh PSSI saat ini. Kisruh ini sangat dinikmati oleh segelintir orang yang bisa mendapatkan keuntungan dari kekisruhan ini. Setelah kekisruhan ini semakin menjadi-jadi dikonsumsi oleh penikmat sepak bola tanah air, maka akan timbul sebuah penyakit yaitu saling membenci dikarenakan para penikmat sepak bola ini diadu domba untuk membela Indonesian Premier League (IPL) ataupun Indonesian Super League (ISL). Akibat dari adu domba tersebut, sebagian penikmat sepak bola di tanah air merasa bahwa IPL yang paling benar, dan meremehkan pendukung ISL. Sebaliknya, pendukung ISL pun demikian.

Hal ini dapat kita lihat berdasarkan tulisan dari Mas Budi Kurniawan pada website kompasiana.com dengan judul tulisan yaitu Kisruh PSSI di Facebook. Pada tulisan tersebut dikatakan bahwa ada beberapa grup di facebook yang membahas masalah kekisruhan di PSSI. Grup tersebut adalah FORUM DISKUSI SUPORTER INDONESIA, Forum Diskusi Suporter Sepakbola Indonesia, dan beberapa grup komunitas yang saya ikuti yaitu FORUM DISKUSI SUPORTER INDONESIA (PRO IPL), You Need Me?, Indonesia Bicara Bola.

Ketika saya menyelusuri satu demi satu dari grup yang diberikan oleh mas Budi Kurniawan tersebut, saya dapat mengambil kesimpulan secara sepihak bahwa satu grup dibuat khusus untuk membela PSSI dan IPL. Sedangkan satu grup lagi, dibuat dengan tujuan untuk membela ISL. Sedangkan grup yang saya ikuti dan saya tuliskan pada paragraf sebelumnya, merupakan grup yang berimbang karena memberikan data dan fakta yang terbaru dari dunia sepak bola di negeri kita Republik Indonesia ini.

Perbedaan yang timbul dari grup-grup yang mendukung IPL ataupun ISL tersebut, pada akhirnya akan membuat mereka saling mencurigai dan saling membenci. Tentunya alasannya sama, yaitu mereka menganggap bahwa sesuatu yang mereka yakini adalah benar tanpa mau memperhatikan pendapat atau fakta dari orang lain yang bisa jadi fakta tersebut adalah benar.

Lebih lanjut saya juga ingin mengomentari tulisan dari Mas Budi Kurniawan tersebut. Pada tulisan tersebut terdapat kalimat yang menyatakan bahwa cuma mereka yang tidak mengerti tentang sepak bola dan hanya sebagai penonton sajalah orang yang menuduh bahwa PSSI jahat terhadap penggemar klub karena klubnya diberikan sansk dan denda oleh PSSI.

Saya sebagai penggemar klub yang disebutkan oleh Mas Budi Kurniawan dalam tulisannya dan mengetahui setiap informasi yang terjadi di Sriwijaya FC, beranggapan bahwa pendapat yang dituangkan didalam tulisan tersebut tidaklah berdasar. Hal ini diakrenakan bahwa sebenarnya alasan yang diajukan oleh PSSI sangatlah tidaklah memperhatikan fakta yang ada sebelumnya ketika memberikan hukuman kepada Sriwijaya FC. Bahkan, pada paragraf terakhir dari tulisan tersebut membanding-bandingkan seseorang berdasarkan kasta tertentu. Padahal, ketika saya menyelusuri grup yang disebutkan oleh Mas Budi Kurniawan tersebut, saya meyakini bahwa grup tersebut memang dibuat khusus untuk mendukung PSSI dan ketika ada seseorang yang mengeluarkan kalimat negatif seputar PSSI, maka akan langsung dihapus dan dikeluarkan dari keanggotaan grup tersebut.

Jikalau para pembaca memang ingin mendapatkan informasi teraktual dan terpecaya, silahkan masuk ke grup You Need Me?, disana merupakan grup yang membahas masalah teraktual seputar PSSI kita. Seperti informasi yang baru saya dapatkan dari Rio Josia yang kabarnya bekerja di Tabloid Bola (berdasarkan biodata akun facebook), mengatakan bahwa salah seorang karyawan yang menguasai Transfer Machin System, telah dipecat dan diganti dengan orang yang tidak berpengalaman. Hal ini berakibat pada tidak bisanya klub-klub IPL atau klub divisi utama LPIS memasukkan nama-nama pemain asing terbaru.

PSSI memberhentikan karyawan (Rio Josia)
"Sekadar bocoran info PSSI baru memberhentikan salah satu karyawannya yg pegang gembok Transfer Marchine System. Persoalannya sekarang penggantinya kebingungan krn enggak pegang pasword dan memiliki keahlian mengolah TMS. Alhasil, klub-klub IPL atau klub-klub Divisi Utama LPIS enggak bisa memasukkan pemain asing baru. Contoh kasus paling gres klub milik Tulang Sihar Sitorus, Pro Duta. Orang yg dipecat kemudian dicall untuk kembali, tapi emoh krn dah merasa dizholimi.

Note : untuk bisa menguasai TMS, seseorang harus kursus ke AFC dan FIFA dan kursus tersebut tidak setiap saat ada. Tanpa sertifikat itu dipastikan mentok.
" Kata Rio Josia melalui grup You Need Me?

Kembali kepada sanksi yang diturunkan oleh PSSI kepada Sriwijaya FC. Sebelumnya, manajemen Sriwijaya FC menerima surat dari PSSI yang menawarkan agar manajemen Sriwijaya FC mengikuti kompetisi Indonesian Super League (IPL). Manajemen Sriwijaya FC dalam hal ini memberikan surat balasan yang mengatakan bahwa Sriwijaya FC siap mengikuti IPL dan menjalani pertandingan melawan Persebaya Surabaya. Tetapi, manajemen Sriwijaya FC mengatakan bahwa Sriwijaya FC tidak bisa meninggalkan ISL, hal ini dikarenakan bahwa sebagian besar penggemar Sriwijaya FC dan sebagian besar masyarakat Sumatera Selatan menginginkan agar Sriwijaya FC tetap menjalani pertandingan di kompetisi ISL.

Setelah manajemen Sriwijaya FC mengirimkan surat balasan tersebut dan meminta keputusan dari PSSI mengenai posisi dari Sriwijaya FC, ternyata manajemen tidak mendapatkan surat balasan hingga pertandingan tiba.
“Kami menegaskan bahwa kami tidak bisa meninggalkan ISL karena hal tersebut merupakan aspirasi dari sebagian besar masyarakat sumatera selatan dan penggemar Sriwijaya FC dan kami tetap mengikuti IPL karena menghormati dan taat pada perintah PSSI. Namun nyatanya, tidak ada jawaban dari PSSI dan kami pun memutuskan untuk tidak berangkat melawan Persebaya dikarenakan kami masih menunggu jawaban dari PSSI.” Kata Hendry Zainuddin.

Setelah beberapa hari semenjak tanggal pertandingan melawan Persebaya di Kompetisi IPL, manajemen Sriwijaya FC mendapatkan surat dari PSSI bahwa Sriwijaya FC didenda sebesar 500 juta dan harus turun ke divisi utama pada musim 2012/2013 dikarenakan menurut PSSI, Sriwijaya FC menolak untuk melakukan pertandingan melawan Persebaya.

Tentunya surat dari PSSI ini membuat pihak manajemen Sriwijaya FC meradang. Alasan pemberian hukuman tersebut dianggap tidak logis diberikan kepada Sriwijaya FC karena manajemen telah mengatakan bahwa Sriwijaya FC siap menjalani pertandingan melawan Persebaya dan menantikan kepastian dari PSSI. Tetapi memang, tim Sriwijaya FC tidak jadi diberangkatkan dikarenakan kepastian dari pihak PSSI tidak kunjung datang.

Sebagaimana manajemen, kami sebagai penggemar Sriwijaya FC pun merasa diperlakukan tidak adil oleh PSSI. Kami kesal kepada PSSI bukan berarti kami awam dan bukan berarti kami mempunyai tingkat pendidikan ditingkat menengah kebawah, tetapi karena cara PSSI terhadap klub kebanggaan kami yang kami nilai diluar logika.

Saya menghargai Mas Budi Kurniawan yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Australian Nation University, Canberra, pada program Master Public Policy. Tetapi tentunya, penedidikan tersebut akan percuma kalau kita menganggap renda orang lain tanpa mengesampingkan fakta yang ada. Bahkan saat ini, banyak orang yang menempuh pendidikan paling tinggi, tetapi kelakuannya seperti sampah. Kita lihat saja para koruptor di negeri ini. Jadi, pendidikan yang tinggi jangan terlalu dibanggakan.

Sebagai seseorang yang mengaku cerdas dan berpendidikan, tentunya kita jangan menilai sesuai tanpa memperhatikan alur kejadian dari awal sampai akhir dengan benar. Jikalau hal tersebut dilakukan, maka kita yang berpendidikan tentunya akan menjadi seperti orang yang lebih awam dan lebih tidak berpendidikan daripada orang yang kita anggap berpendidikan rendah.

Semoga kita semua tidak menjadi korban adu domba oleh orang-orang yang ingin memperkaya diri mereka sendiri. Kita ini adalah saudara, saudara sebangsa dan setanah air.

"Janganlah kamu mencintai seseorang secara berlebihan sehingga menutup hati kita untuk menerima bahwa seseorang yang kita cintai ternyata mempunyai kesalahan. Sebaliknya, jangan kita membenci seseorang secara berlebihan sehingga menutup hati kita untuk menerima kenyataan bahwa orang tersebut memang melakukan sebuah kebaikan yang mungkin akan bermanfaat bagi kita." Oyong Hairudin.