Rabu, 04 Januari 2012

Kisruh PSSI: Ajang adu domba

Kisruh PSSI ( internet/goligog.wordpress.com)
Tidak terasa, hari telah berganti hari, minggu telah berganti minggu, bulan telah berganti bulan, dan tahun pun telah berganti tahun. Semuanya menjadi baru, dengan suasana dan semangat baru pula tentunya.

Tetapi sayang seribu kali sayang. Momen pergantian tahun ini ternyata tidak membawa dampak yang baik pada tubuh PSSI. Kisruh yang terjadi pada tahun 2011 yang lalu, malah cenderung semakin menjadi-jadi pada tahun 2012 ini.

Melihat kisruh yang terjadi di tubuh PSSI saat ini, saya beranggapan bahwa kisruh ini hampir sama rasanya ketika kita menikmati mie instan. Mie instan merupakan makanan favorit sebagian rakyat Indonesia dan mungkin sebagian besar mahasiswa ataupun para pelajar yang kebetulan tinggal terpisah dengan orang tua mereka.

Mie instan tersebut mempunyai harga yang sangat murah dan juga sangat sedap ketika dinikmati. Tetapi, ketika kita sudah menjadi terbiasa menikmati makanan siap saji ini, maka penyakitlah yang akan hinggap dan mungkin menetap selamanya ditubuh manusia yang menikmatinya.

Begitulah gambaran perumpamaan kisruh PSSI saat ini. Kisruh ini sangat dinikmati oleh segelintir orang yang bisa mendapatkan keuntungan dari kekisruhan ini. Setelah kekisruhan ini semakin menjadi-jadi dikonsumsi oleh penikmat sepak bola tanah air, maka akan timbul sebuah penyakit yaitu saling membenci dikarenakan para penikmat sepak bola ini diadu domba untuk membela Indonesian Premier League (IPL) ataupun Indonesian Super League (ISL). Akibat dari adu domba tersebut, sebagian penikmat sepak bola di tanah air merasa bahwa IPL yang paling benar, dan meremehkan pendukung ISL. Sebaliknya, pendukung ISL pun demikian.

Hal ini dapat kita lihat berdasarkan tulisan dari Mas Budi Kurniawan pada website kompasiana.com dengan judul tulisan yaitu Kisruh PSSI di Facebook. Pada tulisan tersebut dikatakan bahwa ada beberapa grup di facebook yang membahas masalah kekisruhan di PSSI. Grup tersebut adalah FORUM DISKUSI SUPORTER INDONESIA, Forum Diskusi Suporter Sepakbola Indonesia, dan beberapa grup komunitas yang saya ikuti yaitu FORUM DISKUSI SUPORTER INDONESIA (PRO IPL), You Need Me?, Indonesia Bicara Bola.

Ketika saya menyelusuri satu demi satu dari grup yang diberikan oleh mas Budi Kurniawan tersebut, saya dapat mengambil kesimpulan secara sepihak bahwa satu grup dibuat khusus untuk membela PSSI dan IPL. Sedangkan satu grup lagi, dibuat dengan tujuan untuk membela ISL. Sedangkan grup yang saya ikuti dan saya tuliskan pada paragraf sebelumnya, merupakan grup yang berimbang karena memberikan data dan fakta yang terbaru dari dunia sepak bola di negeri kita Republik Indonesia ini.

Perbedaan yang timbul dari grup-grup yang mendukung IPL ataupun ISL tersebut, pada akhirnya akan membuat mereka saling mencurigai dan saling membenci. Tentunya alasannya sama, yaitu mereka menganggap bahwa sesuatu yang mereka yakini adalah benar tanpa mau memperhatikan pendapat atau fakta dari orang lain yang bisa jadi fakta tersebut adalah benar.

Lebih lanjut saya juga ingin mengomentari tulisan dari Mas Budi Kurniawan tersebut. Pada tulisan tersebut terdapat kalimat yang menyatakan bahwa cuma mereka yang tidak mengerti tentang sepak bola dan hanya sebagai penonton sajalah orang yang menuduh bahwa PSSI jahat terhadap penggemar klub karena klubnya diberikan sansk dan denda oleh PSSI.

Saya sebagai penggemar klub yang disebutkan oleh Mas Budi Kurniawan dalam tulisannya dan mengetahui setiap informasi yang terjadi di Sriwijaya FC, beranggapan bahwa pendapat yang dituangkan didalam tulisan tersebut tidaklah berdasar. Hal ini diakrenakan bahwa sebenarnya alasan yang diajukan oleh PSSI sangatlah tidaklah memperhatikan fakta yang ada sebelumnya ketika memberikan hukuman kepada Sriwijaya FC. Bahkan, pada paragraf terakhir dari tulisan tersebut membanding-bandingkan seseorang berdasarkan kasta tertentu. Padahal, ketika saya menyelusuri grup yang disebutkan oleh Mas Budi Kurniawan tersebut, saya meyakini bahwa grup tersebut memang dibuat khusus untuk mendukung PSSI dan ketika ada seseorang yang mengeluarkan kalimat negatif seputar PSSI, maka akan langsung dihapus dan dikeluarkan dari keanggotaan grup tersebut.

Jikalau para pembaca memang ingin mendapatkan informasi teraktual dan terpecaya, silahkan masuk ke grup You Need Me?, disana merupakan grup yang membahas masalah teraktual seputar PSSI kita. Seperti informasi yang baru saya dapatkan dari Rio Josia yang kabarnya bekerja di Tabloid Bola (berdasarkan biodata akun facebook), mengatakan bahwa salah seorang karyawan yang menguasai Transfer Machin System, telah dipecat dan diganti dengan orang yang tidak berpengalaman. Hal ini berakibat pada tidak bisanya klub-klub IPL atau klub divisi utama LPIS memasukkan nama-nama pemain asing terbaru.

PSSI memberhentikan karyawan (Rio Josia)
"Sekadar bocoran info PSSI baru memberhentikan salah satu karyawannya yg pegang gembok Transfer Marchine System. Persoalannya sekarang penggantinya kebingungan krn enggak pegang pasword dan memiliki keahlian mengolah TMS. Alhasil, klub-klub IPL atau klub-klub Divisi Utama LPIS enggak bisa memasukkan pemain asing baru. Contoh kasus paling gres klub milik Tulang Sihar Sitorus, Pro Duta. Orang yg dipecat kemudian dicall untuk kembali, tapi emoh krn dah merasa dizholimi.

Note : untuk bisa menguasai TMS, seseorang harus kursus ke AFC dan FIFA dan kursus tersebut tidak setiap saat ada. Tanpa sertifikat itu dipastikan mentok.
" Kata Rio Josia melalui grup You Need Me?

Kembali kepada sanksi yang diturunkan oleh PSSI kepada Sriwijaya FC. Sebelumnya, manajemen Sriwijaya FC menerima surat dari PSSI yang menawarkan agar manajemen Sriwijaya FC mengikuti kompetisi Indonesian Super League (IPL). Manajemen Sriwijaya FC dalam hal ini memberikan surat balasan yang mengatakan bahwa Sriwijaya FC siap mengikuti IPL dan menjalani pertandingan melawan Persebaya Surabaya. Tetapi, manajemen Sriwijaya FC mengatakan bahwa Sriwijaya FC tidak bisa meninggalkan ISL, hal ini dikarenakan bahwa sebagian besar penggemar Sriwijaya FC dan sebagian besar masyarakat Sumatera Selatan menginginkan agar Sriwijaya FC tetap menjalani pertandingan di kompetisi ISL.

Setelah manajemen Sriwijaya FC mengirimkan surat balasan tersebut dan meminta keputusan dari PSSI mengenai posisi dari Sriwijaya FC, ternyata manajemen tidak mendapatkan surat balasan hingga pertandingan tiba.
“Kami menegaskan bahwa kami tidak bisa meninggalkan ISL karena hal tersebut merupakan aspirasi dari sebagian besar masyarakat sumatera selatan dan penggemar Sriwijaya FC dan kami tetap mengikuti IPL karena menghormati dan taat pada perintah PSSI. Namun nyatanya, tidak ada jawaban dari PSSI dan kami pun memutuskan untuk tidak berangkat melawan Persebaya dikarenakan kami masih menunggu jawaban dari PSSI.” Kata Hendry Zainuddin.

Setelah beberapa hari semenjak tanggal pertandingan melawan Persebaya di Kompetisi IPL, manajemen Sriwijaya FC mendapatkan surat dari PSSI bahwa Sriwijaya FC didenda sebesar 500 juta dan harus turun ke divisi utama pada musim 2012/2013 dikarenakan menurut PSSI, Sriwijaya FC menolak untuk melakukan pertandingan melawan Persebaya.

Tentunya surat dari PSSI ini membuat pihak manajemen Sriwijaya FC meradang. Alasan pemberian hukuman tersebut dianggap tidak logis diberikan kepada Sriwijaya FC karena manajemen telah mengatakan bahwa Sriwijaya FC siap menjalani pertandingan melawan Persebaya dan menantikan kepastian dari PSSI. Tetapi memang, tim Sriwijaya FC tidak jadi diberangkatkan dikarenakan kepastian dari pihak PSSI tidak kunjung datang.

Sebagaimana manajemen, kami sebagai penggemar Sriwijaya FC pun merasa diperlakukan tidak adil oleh PSSI. Kami kesal kepada PSSI bukan berarti kami awam dan bukan berarti kami mempunyai tingkat pendidikan ditingkat menengah kebawah, tetapi karena cara PSSI terhadap klub kebanggaan kami yang kami nilai diluar logika.

Saya menghargai Mas Budi Kurniawan yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Australian Nation University, Canberra, pada program Master Public Policy. Tetapi tentunya, penedidikan tersebut akan percuma kalau kita menganggap renda orang lain tanpa mengesampingkan fakta yang ada. Bahkan saat ini, banyak orang yang menempuh pendidikan paling tinggi, tetapi kelakuannya seperti sampah. Kita lihat saja para koruptor di negeri ini. Jadi, pendidikan yang tinggi jangan terlalu dibanggakan.

Sebagai seseorang yang mengaku cerdas dan berpendidikan, tentunya kita jangan menilai sesuai tanpa memperhatikan alur kejadian dari awal sampai akhir dengan benar. Jikalau hal tersebut dilakukan, maka kita yang berpendidikan tentunya akan menjadi seperti orang yang lebih awam dan lebih tidak berpendidikan daripada orang yang kita anggap berpendidikan rendah.

Semoga kita semua tidak menjadi korban adu domba oleh orang-orang yang ingin memperkaya diri mereka sendiri. Kita ini adalah saudara, saudara sebangsa dan setanah air.

"Janganlah kamu mencintai seseorang secara berlebihan sehingga menutup hati kita untuk menerima bahwa seseorang yang kita cintai ternyata mempunyai kesalahan. Sebaliknya, jangan kita membenci seseorang secara berlebihan sehingga menutup hati kita untuk menerima kenyataan bahwa orang tersebut memang melakukan sebuah kebaikan yang mungkin akan bermanfaat bagi kita." Oyong Hairudin.
  • Stumble This
  • Fav This With Technorati
  • Add To Del.icio.us
  • Digg This
  • Add To Facebook
  • Add To Yahoo