Selasa, 27 Desember 2011

Kasus Bambang Pamungkas cs, masih diusut

Tentunya kita masih ingat peristiwa yang terjadi pada hari Minggu (18/12) malam yang lalu. Bagi para penggemar Sriwijaya FC, peristiwa ini masih terniang dengan jelas diingatan karena kasus pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum pemain persija terhadap pemain Sriwijaya FC yang bernama Hilton Moreira dan Thierry Gathuessi, termasuk kedalam kategori tindak pidana.

Kasus yang diduga melibatkan Bambang Pamungkas tersebut, pada saat ini sedang diusut oleh pihak kepolisian karena pada waktu kejadian, sudah masuk dalam ranah penegak hukum. Bahkan, hari Jum'at yang lalu, Kepala Polisi Resort Kota (Kapolresta) Palembang telah melakukan pra rekonstruksi yang menghadirkan saksi korban dan juga saksi lainnya dari pihak Hotel Swarna Dwipa Palembang yang merupakan tempat kejadian perkara. Sanksi dari pihak hotel tersebut bernama Duddy Purnawan dan Dedi Oktara.

Sejatinya, kita sebagai penikmat pertandingan sepak bola sangat menyayangkan kejadian tersebut. Mereka yang menganggap diri mereka professional, ternyata belum mampu menahan emosi yang sebenarnya harus selesai ketika pertandingan sepak bola selesai dilaksanakan. Apalagi penyebab pengeroyokan tersebut adalah hal sepel yang merupakan bagian dari permainan sepak bola.

Peristiwa pengeroyokan ini disebabkan oleh teknik diving yang dilakukan oleh pemain Sriwijaya FC yang bernama Hilton Moreira. Teknik diving tersebut boleh dilakukan asal tidak diketahui oleh wasit karena merupakan bagian dari teknik bermain sepak bola. Tetapi, jika wasit mengetahui, seseorang yang menggunakan tekhnik tersebut harus siap untuk menerima kartu kuning atau bahkan kartu merah dari sang penguasa di lapangan hijau.

"Awal mula kejadian lantaran Hilton Moreira dipojokkan salah satu pemain Persija yang menyebutnya sering diving (menjatuhkan diri saat bermain). Menanggapi kecaman tersebut Hilton menjawab, biarlah wasit yang mengatur dan menentukan." kata Kapolresta Palembang Kombes Pol Drs Agus Sulistiyono, MSi melalui Kasat Reskrim Kompol Frido Situmorang, SIk, SH. (inilah.com)

Kedua manajemen telah sepakat untuk melakukan perdamaian demi sepak bola Indonesia yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan surat permintaan maaf dari pihak Persija yang ditandatangani oleh Presiden klub yang bernama Ferry Paulus yang ditujukan kepada Presiden Klub Sriwijaya FC yang bernama Dodi Reza.

"Pada hari ini Sriwijaya FC telah menerima Surat dari Persija, Jakarta yang ditandatangani oleh Presiden Klubnya Bapak Ferry Paulus, yang secara resmi telah menyampaikan surat permohonan maaf kepada Sriwijaya FC yang suratnya ditujukan kepada Bapak H. Dodi Reza Alex Noerdin, Presiden Klub Sriwijaya FC atas terjadinya insiden pemukulan/pengeroyokan pada tanggal 18 Desember 2011." Kata Sekretaris PT. Sriwijaya Optimis Mandiri yang bernama Faisal Mursyid.

Walaupun kedua pihak telah melakukan perdamaian, namun kasus ini masih tetap diproses oleh aparat penegak hukum karena kejadian berlangsung diwilayah aparat penegak hukum. Manajemen Sriwijaya FC pun menyatakan bahwa biarlah aparat penegak hukum yang memproses kejadian ini.

"Manajemen sepakat berdamai, ini demi kelangsungan kompetisi, artinya demi kemajuan sepakbola, tetapi untuk ranah hukum kita hormati proses yang sedang berjalan," kata Direktur Keuangan PT Sriwijaya Optimis Mandiri yang bernama Augie Bunyamin pada hari Sabtu (24/12/2011). (tribunnews.com)

Sementara itu, kelompok supporter Sriwijaya FC dari yang bernama BELADAS, mengatakan bahwa alangkah baiknya kalau pemain persija yang terlibat langsung dalam kasus pengeroyokkan tersebut, memimta maaf secara khusus kepada Hilton dan Thierry serta kepada para penggemar Sriwijaya FC secara keseluruhan.

"Kami yakin bahwa manajemen bisa memberi maaf. Tetapi pemain yang jadi korban seperti Thierry Gathuessi dan Hilton Moreira belum tentu bias menerima, apalagi sempat dipukuli. Oleh karena itu, kami menyarankan agar mereka bias meminta maaf kepada Hilton dan Thierry melalui media dan juga mungkin mereka harus mengganti biaya pengobatan sera meminta maaf kepada manajemen dan pengelola Hotel Swarna Dwipa" Kata Ketua BELADAS Korwil SMS yang bernama Eddy Ismail (Sumatera Ekspress, Senin 26 Desember 2011 Halaman 2)

Kini, biarkanlah kasus ini ditangani oleh pihak yang berwajib. Kita sebagai penonton dan pendukung tidak perlu untuk ikut campur karena ini murni tindak kriminal. Kita hanya mendukung pemain dan klub yang kita sayang selama mereka berada di jalur yang benar.

Semoga saja kasus ini menjadi kasus yang terakhir dalam dunia sepak bola di Indonesia. Semoga saja!!!

Palembang, 26 Desember 2011

Minggu, 25 Desember 2011

Satu warna, tidaklah penting

Saya termasuk kedalam kategori orang yang tidak terlalu suka untuk dipaksa memakai baju yang berwarna sama ketika menyaksikan pertandingan sepak bola. Saya merasa bahwa kesamaan dapat menghambat kreatifitas dan kebebasan seseorang dalam mendukung tim yang mereka banggakan.

Bagi beberapa orang yang menjadi penggemar sepak bola, kesamaan pakaian dalam menyaksikan pertandingan sepak bola sangatlah penting. Mereka sangat militant dalam mengajak orang untuk memakai warna yang sama ketika menyaksikan tim mereka bertanding di stadion kebanggaan mereka.

Saya sangat menghargai niat dan usaha para penggemar sepak bola yang berusaha untuk mengajak para penonton untuk memakai baju yang berwarna sama ketika menyaksikan pertandingan sepak bola. Tetapi saya juga berharap agar kiranya mereka juga menghargai keputusan orang-orang yang tidak ingin memakai warna yang sama ketika menyaksikan pertandingan sepak bola karena mereka memiliki alasan yang berbeda-beda sehingga mereka tidak mau memakai warna yang sama ketika menyaksikan pertandingan tersebut.

Hal terpenting dalam menyaksikan sebuah pertandingan sepak bola adalah bagaimana caranya kita mendukung tim kebanggaan kita dengan kreasi dan inovasi, sehingga para pemain yang membela klub yang kita banggakan, bisa termotivasi untuk terus berjuang mendapatkan hasil yang terbaik. Selain itu, hal yang terpenting adalah bagaimana caranya agar kita bisa menciptakan suasana yang aman, tentram, dan damai ketika kita menyaksikan pertandingan sepak bola dan juga tidak memiliki permusuhan dengan sesama pendukung satu klub ataupun dengan pendukung klub lain. Percuma saja kalau stadion diisi oleh orang-orang yang memakai baju yang sama, tetapi mereka bermusuhan dan juga dengan pendukung klub lain mereka bermusuhan. Tentunya sangat merugikan kalau kita mempunyai musuh dari pendukung klub lain yang berada di luar dari daerah kita. Kita tidak bisa mendukung para pemain di klub kebanggaan kita dan tentunya ini akan sedikit mempengarhui semangat para pemain karena mereka tidak mendapatkan dukungan dari pendukung mereka.

Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena pada saat ini para pendukung Sriwijaya FC sudah menciptakan kedamaian antara sesama pendukung di Stadion dan juga dengan para pendukung dari klub lain. Para pendukung Sriwijaya FC sudah sepantasnya dijadikan contoh oleh pendukung klub lain dalam mendukung tim kebanggaan mereka. Para pendukung Sriwijaya FC lebih mengedepankan persaudaraan dan perdamaian dalam mendukung tim kebanggaan mereka karena mereka menyadari bahwa semua pendukung klub sepak bola di Indonesia adalah bersaudara, saudara sebangsa dan setanah air.

Tetapi memang pada saat ini, sangat banyak penonton yang menyaksikan pertandingan kandang Sriwijaya FC, tidak memakai baju berwarna kuning. Seperti yang saya katakana sebelumnya, biarkanlah mereka merasa bebas tanpa medapatkan “paksaan” bahwa ketika mereka menyaksikan Sriwijaya FC bertanding di Jakabaring, mereka harus memakai baju yang berwarna kuning. Kalau “paksaan” ini terjadi, maka keinginan untuk melihat stadion gelora sriwijaya jakabaring menjadi ramai, tidak akan terwujud. Biarkanlah mereka bebas menentukan apa keinginan mereka karena mereka memiliki alasan yang berbeda-beda dan tentunya tidak dapat kita paksakan. Tujuan utama kita menyaksikan pertandingan Sriwijaya FC di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring adalah untuk mendukung para pemain Sriwijaya FC untuk mendapatkan hasil yang terbaik, bukan untuk menyamakan warna baju agar enak dilihat oleh orang lain.

Percayalah bahwa suatu saat nanti, stadion akan dipadati oleh penonton dan supporter Sriwijaya FC yang memakai baju berwarna kuning, membentangkan syal yang bertuliskan Sriwijaya FC, meniupkan terompet, dan membentuk gelombang ombak seperti yang pernah dilakukan sebelumnya. Semua itu akan kembali terjadi jikalau kita saling menghargai alasan, menciptakan kedamaian, dan menerima segala hasil yang terjadi setelah pertandingan selesai. Jika itu semua telah dilaksanakan, maka impian tersebut bisa menjadi kenyataan dan semuanya akan bertambah nikmat jika Sriwijaya FC menjadi juara. Semoga saja.

Palembang, 25 Desember 2011

PSSI kekanak-kanakan

Sebagai penggemar Sriwijaya FC, saya sangat terkejut dengan keputusan sanksi yang diberikan oleh Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) kepada Sriwijaya FC. Klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan itu diberikan sanksi berupa penurunan kasta dari kasta tertinggi menjadi kasta kedua yaitu divisi utama pada musim 2012/2013 nanti. Selain itu, Sriwijaya FC juga didenda uang sebesar 500 juta rupiah.

Saya menilai bahwa keputusan PSSI tersebut diambil tanpa memperhatikan alasan-alasan yang ada sebelumnya. Latar belakang dikeluarkannya keputusan tersebut adalah dikarenakan Sriwijaya FC tidak mau bertanding melawan Persebaya dalam kompetisi Indonesian Premier League (IPL).

Manajemen Sriwijaya FC yang dalam hal ini diwakili oleh Direkter Teknik dan Sumber Daya Manusia PT. Sriwijaya Optimis Mandiri (PT. SOM) yang bernama Hendry Zainuddin mengatakan bahwa manajemen Sriwijaya FC telah menyiapkan manajemen, pelatih, dan pemain untuk memperkuat Sriwijaya FC di IPL. Tetapi tim tersebut tidak jadi diberangkatkan karena menanti surat balsan dari PSSI terkait dengan kepastian Sriwijaya FC menjalani pertandingan di IPL.

“Kami sudah menyiapkan tim dan akan berangkat menghadapi Persebaya, namun surat berbeda justru diturunkan oleh PSSI. Sebelumnya PSSI mengirimkan surat mengenai desakan agar kami meninggalkan ISL.” Kata Hendry Zainuddin.

Sebelumnya,Manajemen Sriwijaya FC telah menerima surat dari PSSI yang bernada desakan agar Sriwijaya FC meninggalkan kompetisi Indonesian Super League (ISL) dan memilih berlaga di kompetisi yang katanya diakui oleh PSSI, dalam hal ini adalah IPL.

Surat PSSI tersebut ditanggapi oleh manajemen Sriwijaya FC dengan memberikan surat balasan yang berisi jawaban bahwa Sriwijaya FC tidak bisa meninggalkan ISL, tetapi tetap mengikuti IPL dengan mengirimkan tim untuk berlaga di kompetisi tersebut.

Sebagian besar penggemar Sriwijaya FC memang menginginkan agar Sriwijaya FC bergabung dalam kompetisi yang diisi oleh klub-klub yang berpengalaman dan juga lebih berkualitas. Alasan itulah yang membuat manajemen Sriwijaya FC tetap mengikuti ISL. Tetapi, sebagai klub yang berada dibawah naungan PSSI, manajemen Sriwijaya FC harus mengikuti kompetisi yang dibuat oleh PSSI, dalam hal ini adalah IPL. Oleh karena itu, manajemen Sriwijaya FC telah menyiapkan tim untuk berlaga di IPL dan meminta PSSI memberikan kepastian bahwa Sriwijaya FC bisa berlaga di kompetisi IPL.

Setelah sekian lama menunggu surat balasan dari PSSI yang tidak kunjung datang, maka manajemen Sriwijaya FC pun memutuskan untuk tidak melakukan pertandingan melawan Persebaya dikarenakan kepastian dari PSSI tidak didapatkan.


“Kami menegaskan bahwa kami tidak bisa meninggalkan ISL karena hal tersebut merupakan aspirasi dari sebagian besar masyarakat sumatera selatan dan penggemar Sriwijaya FC dan kami tetap mengikuti IPL karena menghormati dan taat pada perintah PSSI. Namun nyatanya, tidak ada jawaban dari PSSI dan kami pun memutuskan untuk tidak berangkat melawan Persebaya dikarenakan kami masih menunggu jawaban dari PSSI.” Kata Hendry Zainuddin.


Ternyata, setelah beberapa hari berlalu sejak Sriwijaya FC tidak jadi bertanding melawan Persebaya, manajemen Sriwijaya FC mendapatkan surat pemberitahuan bahwa Sriwijaya FC diberikan sanksi berupa denda sebesar lima ratus juta rupiah dan penurunan kasta dari level tertinggi menjadi penghuni level kedua yaitu divisi utama pada musim kompetisi 2012/2013.

Manajemen Sriwijaya FC tidak hanya diam menanggapi keputusan tersebut. Presiden klub memerintahkan kepada jajaran manajemen untuk melakukan banding dan menyiapkan pengacara untuk melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh PSSI. Memori banding nantinya akan dikirimkan pada tanggal 28 Desember 2011 yang berisi empat poin penolakan yaitu penolakan degradasi atas nama SFC dan PT. SOM dari IPL, penolakan degradasi tim Sriwijaya FC ke divisi utama musim 2012/2013, penolakan membayar denda sebesar lima ratus juta rupiah, dan penolakan pencabutan izin transfer pemain pada musim kompetisi 2012/2013 nanti.

“Memori banding telah dibuat dan akan diajukan pada tanggal 28 Desember 2011 mendatang. Memori tersebut berisi penolakan terhadap 4 poin yang berisi keputusan PSSI. Adapun penolakan tersebut yaitu Manajemen Sriwijaya FC menolak degradasi atas SFC dan PT. SOM dari IPL karena hingga jum’at (23/12) malam, SFC masih tercatat disitus FIFA sebagai anggota IPL. Kedua, kami menolak degradasi ke Divis Utama. Ketiga, kami menolak membayar denda sebesar lima ratus juta rupiah karena Sriwijaya FC tidak merugikan pihak sponsor karena sampai saat ini, Sriwijaya FC masih menyatakan mengikuti IPL. Keempat, manajemen Sriwijaya FC menolak pencabutan izin transfer pemain.” Kata Direktur Keuangan PT. SOM yang bernama Augie Bunyamin.

Saya sangat bingung dengan keputusan PSSI ini. Beberapa waktu yang lalu, PSSI meminta agar Sriwijaya FC mengikuti IPL, permintaan tersebut pun akhirnya dipenuhi. Tetapi ternyata Sriwijaya FC mendapatkan sanksi dengan alasan tidak mau bergabung dengan IPL karena tidak menjalani pertandingan melawan Persebaya.

Seharusnya, pada awalnya ketua dan sebagian pengurus PSSI tidak terlalu arogan. Mereka seharusnya mengajak duduk bersama dan berkomunikasi dengan semua anggota PSSI dan pengurus klub yang berada dibawah kepemimpinanannya guna membahas bagaimana system kompetisi nantinya akan dibangun. Bukan malah menjadi otoriter dan lebih mementingkan kepentingan golongan mereka sendiri. Tindakan otoriter tentunya akan menimbulkan pembangkangan yang dilakukan oleh anggota PSSI terhadap ketua dan pengurusnya. Hasilnya adalah seperti yang kita rasakan saat ini. Kompetisi terbagi menjadi dua, dimana setiap pengurus kompetisi merasa bahwa mereka benar. Pemain, penonton, dan supporter, serta pengamat dibuat bingung oleh tindakan kekanak-kanakan yang dilakukan oleh ketua PSSI dan sebagian pengurus PSSI.

Semoga saja permasalahan ini bisa segera selesai sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan kita bisa melihat sang garuda terbang tinggi di asia tenggara, benuia asia, dan dunia. Semoga saja.

Rujukan : Koran Sriwijaya Post terbitan hari Sabtu tanggal 24 Desember 2011 halaman 12 dengan judul SFC tantang PSSI

Refreshing bersama keluarga di Stadion

Seorang Ibu bersama anaknya di Stadion GSJ
Saat ini, mungkin sangat banyak rakyat Indonesia yang bingung dengan hidup mereka selama menjadi rakyat. Bagaimana tidak, para pemimpin bangsa lebih cenderung untuk memperkaya diri dan golongan mereka sendiri. Sementara untuk kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya, mungkin termasuk kedalam kategori yang tidak harus mereka fikirkan.

Kebingungan yang dirasakan oleh rakyat tersebut terkadang membuat mereka menjadi stress dan membutuhkan refreshing. Tetapi tidak sedikit tempat wisata yang mematok harga masuk dengan sangat mahal. Alhasil, mereka pun tidak bisa refreshing ditempat wisata.

Mereka yang bingung ternyata harus memutar otak agar bagaimana caranya mereka bisa refreshing, baik sendirian ataupun bersama keluarga mereka. Akhirnya, menyaksikan sebuah pertandingan sepak bola di Stadion menjadi alternatif refreshing bagi mereka guna menghilangkan kejenuhan dari penatnya menatap kehidupan sebagai rakyat Indonesia.

Mungkin, pada saat ini masih sangat sedikit orang yang mau mengajak keluarganya menyaksikan pertandingan sepak bola di stadion. Selain dikarenakan masih banyak orang yang tidak menyukai olahraga ini, alasan keamanan juga menjadi pertimbangan bagi mereka untuk tidak menyaksikan pertandingan di stadion ataupun mengajak keluarga mereka menyaksikan pertandingan sepak bola di stadion.

Menurut saya, pada saat ini para penggemar Sriwijaya FC sudah seharusnya dijadikan contoh bagi banyak penonton sepak bola di Indonesia. Sudah beberapa tahun terakhir ini, saya menyaksikan para penonton sriwijaya fc bisa sangat santai mengajak keluarganya menyaksikan pertandingan sepak bola tanpa harus merasa takut akan terjadi suatu kerusuhan.

Saya biasanya menyaksikan pertandingan kandang Sriwijaya FC di Tribun Barat Atas yang biasanya diisi oleh para penonton umum yang terdiri dari anak muda, orang dewasa, sampai orang tua. Selain itu, saya juga pernah menyaksikan pertandingan kandang Sriwijaya FC di Tribun Timur yang diisi oleh Supporter Sriwijaya FC yang bernama Beladas dan Tribun Utara yang diisi oleh Supporter Sriwijaya FC yang bernama Singa Mania. Sementara tribun selatan digunakan sebagai tempat bagi supporter tim tamu.

Selama menyaksikan pertandingan Sriwijaya FC dari semua tribun, saya mendapatkan satu buah pemandangan yang sama yaitu banyak orang tua yang mengajak anak-anaknya menyaksikan pertandingan tersebut. Bahkan mereka pun menyempatkan makan bersama layaknya sedang piknik ditempat rekreasi ketika istirahat babak pertama dilaksanakan. Bahkan, momen seperti itu sempat saya abadikan dalam sebuah foto. Tetapi dikarenakan suatu hal, foto tersebut terhapus.

Semoga saja nantinya, semakin banyak orang tua yang mengajak anak-anaknya menyaksikan pertandignan sepak bola di stadion. Hal ini tentunya harus ditunjang dari kedewasaan para supporter untuk menerima hasil yang telah terjadi. Supporter bisa berlapang dada dengan keputusan wasit dan tidak mau menciptakan kerusuhan karena mereka mendukung tim kesayangan mereka dengan satu tujuan mendapatkan kepuasan batin yang pastinya dilakukan tanpa menciptakan kerusuhan ataupun kericuhan. Semoga saja.. Aaamiin.

Palembang, 19 Desember 2011

Dua orang anak kecil  menyaksikan pertandingan Sriwijaya FC

Keuntungan Untuk Semua

Pedagang Terompet
Pertandingan sepak bola termasuk kedalam jenis olahraga yang mempunyai penonton terbanyak pada setiap pelaksanaannya. Biasanya, penonton dari pertandingan sepak bola paling sedikit berjumlah dua puluh dua orang dan paling banyak bisa menyentuh angka seratus ribu penonton dan bahkan bisa lebih dari jumlah tersebut.

Tentunya, banyaknya penonton yang menyaksikan pertandingan sepak bola akan memberikan keuntungan bagi semua pihak. Pemain akan memperoleh keuntungan semangat setelah didukung oleh banyak penonton, pihak klub beruntung karena mendapatkan pemasukan dari tiket masuk yang dibeli oleh penonton, dan penonton juga akan mendapatkan keuntungan yaitu kepuasan batin mereka karena bisa menyaksikan dan mendukung pemain kesayangan mereka bertanding. Bahkan yang juga tidak kalah beruntung adalah para pedagang yang berjualan disekitar wilayah pertandingan tersebut dilaksanakan.

Seperti kita ketahui bersama bahwa dimana ada keramaian, pasti akan ada pedagang yang berusaha memperoleh penghasilan dengan jalan menjual dagangannya. Hal tersebut juga terjadi pada pertandingan sepak bola yang mempertemukan Sriwijaya FC dengan Persija Jakarta pada hari Minggu (18/12) yang lalu di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.

Seperti biasa, sebelum masuk kedalam stadion guna menyaksikan pertandingan, saya dan rombongan menyempatkan waktu untuk berumpul didepan pintu masuk utama stadion. Setelah semuanya berkumpul, maka kami akan langsung masuk. Biasanya, tribun barat atas menjadi tempat favorit saya dan rombongan saya.

Ketika berada didepan pintu utama tersebut atau mungkin disemua wilayah stadion, kita akan mendapatkan banyak pedagang yang medagangkan barang dagangannya. Mulai dari terompet, makanan, minuman, dan lain sebagainya. Mereka berlomba merayu para penonton yang datang untuk membeli barang dagangannya agar mereka mendapatkan penghasilan.

Selain itu, biasanya para pedagang tersebut juga menjual barang dagangannya didalam stadion. Mereka menjual barang dagangannya ketika istirahat babak pertama dimula, disaat banyak para penonton yang merasa haus dan lapar setelah mendukung tim kesayangan mereka selama empat puluh lima menit babak pertama.

Hal ini merupakan satu buah kondisi yang sangat baik dimana semua pihak mendapatkan keuntungan. Tentunya, kondisi yang baik seperti ini jangan sampai diganggu atau bahkan dihilangkan dari kehidupan masyarakat ketika mereka menyaksikan pertandingan sepak bola karena kondisi seperti ini merupakan simbiosis mutualisme yang sangat baik dari menyaksikan pertandingan sepak bola.

Apakah anda merasakan apa yang dirasakan oleh saya dan rombongan saya? Semoga saja anda juga merasakan dan mari kita berdo’a agar kondisi yang kita rasakan ini tidak dihancurkan oleh perbuatan oknum yang ingin memperkaya diri dengan cara yang tidak perkenankan oleh kita semua.

Si Kecil sang Pedagang Terompet

Palembang, 19 Desember 2011

Sabtu, 24 Desember 2011

Tidak Profesional

Pertandingan antara Sriwijaya FC melawan Persija Jakarta hari minggu (18/12) yang lalu, ternyata merupakan pertandingan yang sangat "panas" dilapangan dan diluar lapangan. Sebelumnya, ketika pertandingan berjalan, beberapa orang penonton terlibat dalam kericuhan kecil. Selain itu, sekitar satu jam setelah pertandingan selesai, pengeroyokan terhadap pemain pun terjadi.

Pemain Sriwijaya FC yang bernama Thierry Gathuessi mengalami pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum pemain Persija Jakarta. Pemain yang bertugas menjaga lini belakang Sriwijaya FC tersebut, mengalami luka ditangan kanannya.

Menurut informasi yang beredar, kejadian berawal ketika pemain Sriwijaya FC yang bernama Hilton Moreira terlibat diskusi berat dengan pemain Persija Jakarta yang bernama Ismed Sofyan. Ternyata, diskusi tersebut berujung pada pengeroyokan terhadap Hilton Moreira.

Hilton yang terpojok, berusaha kabur ke arah kamar dekat ruang lobi. Tapi dia tetap dikejar oleh beberapa pemain Persija Jakarta, termasuk Bambang Pamungkas. Ditempat itulah, Hilton jadi bulan-bulanan pukulan dari para pemain Persija Jakarta. Berdasarkan kesaksian, Hilton mendapatkan pukulan dan tendangan dan dihajar beramai-ramai oleh pemain Persija Jakarta.

Thierry Gathuessi yang melihat Hilton dipukuli, mencoba untuk membantu dan melerai. Namun ternyata, Thierry juga ikut dikeroyok. Thierry kemudian melarikan diri ke tangga menuju lantai dua, tetapi dia malah diikuti oleh Ismed dan Leo serta beberapa pemain Persija Jakarta. Thierry berhasil melarikan diri setelah dibantu oleh seorang pengendara sepeda motor dan langsung dibawa menuju Mess Pertiwi guna mengobati cidera luka yang dialaminya.

Tentunya, kita semua sangat menyayangkan peristiwa ini terjadi. Sebenarnya, sebagai seorang pemain sepak bola profesional, pengeroyokan ini tidak pantas terjadi. Kejadian dilapangan jangan dibawa keluar lapangan karena pertandingan sepak bola adalah sebuah permainan yang terkadang memang sering memancing emosi, tetapi itu semua adalah bagian dari permainan. Ketika pertandingan telah selesai, semuanya harus dilupakan, tidak ada emosi yang dipendam.

Semoga saja kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pemain sepak bola di Indonesia karena mereka adalah pemain yang mengaku bahwa mereka adalah profesional. Selain itu, jangan sampai persaudaraan antar supporter menjadi renggang karena perselisihan. Semua hal akan indah dan baik kalau kita menempatkan sebuah permasalahan pada tempatnya yang benar dan memikirkannya dengan fikiran yang jernih agar hati bisa merasakan sebuah kedamaian.

Palembang, 19 Desember 2011

Rujukan :

1. Harian Umum Sriwijaya Post terbitan hari Sabtu tanggal 24 Desember 2011 halaman 1 dan halaman 11.

Senin, 05 Desember 2011

Sriwijaya FC rekrut Ilham Jaya Kusuma

Manajemen Sriwijaya FC akhirnya menambah satu amunisi baru lagi guna memperkuat barisan pemain Sriwijaya FC pada musim kompetisi 2011/2011. Kali ini, pemain asli kota Palembang yang direkrut oleh manajemen Sriwijaya FC. Pemain tersebut bernama Ilham Jaya Kusuma.

Ilham resmi tanda tangan kontrak pada hari Jum’at (02/12) malam yang lalu. Disaksikan oleh Direktur Teknik dan Sumber Daya Manusia PT. Sriwijaya Optimis Mandiri dan juga Presiden Klub, Ilham tanda tangan kontrak di Hotel Swarna Dwipa Palembang.

Direktur Teknik dan SDM PT. Sriwijaya Optimis Mandiri yang bernama Hendry Zainuddin mengatakan bahwa Ilham Jaya Kusuma direkrut karena berdasarkan referensi dari Pelatih Sriwijaya FC yang bernama Kas Hartadi. Kas Hartadi menilai bahwa Ilham termasuk pemain yang berkualitas.

“Ilham Jaya Kusuma sudah deal dengan manajemen Sriwijaya FC. Hari Jum’at malam, Dia akan tanda tangan kontrak dihadapan Presiden Klub. Semoga Ilham bisa kembali menunjukkan penampilan terbaiknya dan bisa membawa Sriwijaya FC menjadi juara.” Kata Hendry Zainuddin.

Secara terpisah, Pelatih Sriwijaya FC yang bernama Kas Hartadi mengatakan bahwa Ilham masih layak bermain di level tertinggil ISL dan masih seperti pemain yang masih muda.

“Ilham sangat layak bermain di level tertinggi di ISL. Ilham masih punya kekuatan seperti pemain yang lebih muda. Dia tidak kami bawa ke Kerawangan dan Bandung dikarenakan baru saja teken kontrak bersama manajemen jum'at malam. Sementara tim yang saya bawa hari ini adalah tim yang telah terbentuk dari beberapa bulan lalu. Pada pertandingan berikut, ia pasti dimainkan." Jelas Kas Hartadi.

Ilham tidak diikutsertakan ketika Sriwijaya FC melakukan pertandingan pertama di Kompetisi Indonesian Super League melawan Pelita Jaya hari Sabtu (02/03). Ilham berpeluang tampil ketika Sriwijaya FC menghadapi PSPS Pekanbaru di Palembang pada hari minggu (11/12) nanti.

pelita kesakitan ditampar pempek palembang

Sriwijaya FC akhirnya memecahkan rekor tidak pernah kalah ketika laga perdana kompetisi Indonesian Super League (ISL) dimulai. Selama beberapa musim sebelumnya, Sriwijaya FC selalu mengalami kekalahan ketika menjalani laga pertama kompetisi ISL. Kali ini, Pelita Jaya yang menjadi korbannya.

Bertempat di Stadion Singa Perbangsa, Sabtu (03/12) Sore, Sriwijaya FC berhasil mehantam Pelita Jaya dengan skor telah 1-3 melalui dua gol yang dicetak oleh Kayamba Gumbs dan Gelandang Sayap Kiri Sriwijaya FC yang bernama Siswanto.

Ketika peluit babak pertama dimulai, Sriwijaya FC langsung mengambil inisiatif untuk memulai penyerangan. Ternyata inisiatif ini langsung berbuah gol yang dicetak oleh Keith Kayamba Gumbs disudut kiri gawang Pelita Jaya yang dijaga oleh Shahar Mudzhakar. Gol ini pun membuat Keith Kayamba Gumbs masuk dalam rekor pencetak gol tercepat dalam sejarah ISL yaitu detik ke 38.

Setelah ketinggalan 0-1, Pelita Jaya mulai menyusun serangan. Tetapi selalu berhasil digagalkan oleh pemain tengah Sriwijaya FC. Sriwijaya FC yang mengandalkan serangan balik, berhasil memanfaatkan lemahnya koordinasi lini belakang Pelita Jaya dan berhasil mencetak gol melalui Siswanto setelah memanfaatkan umpan dada dari Firman Utina.

Pada akhir babak pertama, Pelita Jaya akhirnya bisa memperkecil kedudukan menjadi 1-2 setelah memanfaatkan umpan dari tendangan sudut yang pada akhirnya memperdaya penjaga gawang Sriwijaya FC yang bernama Ferry Rotinsulu. Hingga babak pertama selesai, kedudukan masih 1-2 untuk keunggulan Sriwijaya FC.

Memasuki babak kedua, Pelita Jaya mulai mengambil inisiatif untuk melakukan serangan. Pola permainan yang ditampilkan oleh para pemain Pelita Jaya sangat jauh berubah dari babak pertama. Tercatat beberapa kalia peluang berhasil diciptakan, tetapi tidak ada yang berbuah gol. Sriwijaya FC yang memanfaatkan serangan balik, berhasil menciptakan tiga peluang manis yang diantaranya dua peluang penalty dan satu tendangan yang membentur tiang gawang. Penalti yang dieksekusi oleh Ponaryo Astaman dan Keith Kayamba Gumbs, tidak ada yang berbuah gol.

Sriwijaya FC akhirnya memastikan kemenangan setelah Keith Kayamba Gumbs mencetak gol kedua setelah memanfaatkan umpan manis dari Firman Utina di kotak Penalti Pelita Jaya. Keith Kayamba Gumbs berhasil melepaskan tendangan keras kedalam gawang Pelita Jaya. Sampai akhir babak kedua, Sriwijaya FC menang dengan kedudukan 1-3.

Sriwijaya FC akan menjalani pertandingan selanjutnya melawan Persib Bandung di Stadion Silliwangi pada tanggal 07 Desember 2011. Pertandingan ini sendiri akan disiarkan secara langsung oleh salah satu tv swasta yang ada di negeri ini.

Rabu, 16 November 2011

Sriwijaya FC Takluk

Logo Sriwijaya FC ( internet / sriwijaya-fc.com )
Bertempat di Stadion Sultan Agung, Sriwijaya FC menjalani pertandingan uji coba yang pertama kali selama menjalani pemusatan latiahn di Solo. Pada pertandingan uji coba yang pertama kali ini, Sriwijaya FC berhadapan dengan Persiba Bantul yang merupakan tim promosi dari Divisi Utama.

Bermain dihadapan pendukung sendiri, Persiba Bantul bermain sangat agresif. Berbagai peluang berhasil diciptakan oleh tim yang berjuluk Laskar Sultan Agung. Tetapi sayang, banyaknya peluang yang tercipta tersebut tidak menjadikan gol dikarenakan dimentahkan oleh penjaga gawang Sriwijaya FC yang bernama Andi Irawan. Hingga babak pertama selesai, kedudukan masih imbang 0-0.

Memasuki babak kedua, pertandingan berlangsung sangat panas. Beberapa kali para pemain terlibat adu mulut dan bahkan berujung dengan dikeluarkannya kartu. Nova Arianto dan Hilton moreira tercatat mendapatkan kartu kuning pada pertandingan tersebut. Selain itu, kartu merah juga diberikan kepada Ahmad Markus Bahtiar dari Sriwijaya FC dan pemain Persiba Bantul yang bernama Arwin.

Tetapi dikarenakan sudah ada kesepakatan bahwa jika kartu merah dikeluarkan, pemain masih dapat bermain, maka Ahmad Markus Bahtiar masih tetap bermain sedangkan pelatih Persiba Bantul lebih memilih untuk menggantikan Arwin dengan memasukan Patrick Domal.

Petaka bagi Sriwijaya FC terjadi ketika pemain Persiba Bantul yang bernama Anwarudin berhasil menciptakan gol melalui tendangan bebas pada pertengahan babak kedua. Beberapa menit kemuda, Anwarudin kembali mencetak gol melalui tendangan bebas sehingga memastikan kemenangan Persiba Bantul dikarenakan tidak ada lagi gol yang tercipta hingga babak kedua selesai.

Rencananya, setelah menjalani pertandingan melawan Persiba Bantul, Sriwijaya FC akan melakukan uji coba melawan PSS Sleman pada tanggal 19 November 2011 nanti.

Kekalahan dari Persiba Bantul ini, tentunya memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada pelatih Sriwijaya FC yang bernama Kas Hartadi untuk mempersiapkan tim dengan sebaik mungkin guna menghadapi pertarungan memperebutkan tahta tertinggi sepak bola di Indonesia.

Senin, 31 Oktober 2011

Saling Tuding

Kisruh PSSI (Internet/padangekspres.co.id)
Keinginan masyarakat pecinta Sepak Bola Indonesia untuk menikmati sebuah sistem kompetisi yang baik dan benar, sepertinya masih membutuhkan waktu yang lama. Hal ini dikarenakan belum jelas dan belum adanya kesamaan pemahaman antara kelompok yang berada dibawah PT. Liga Indonesia dengan kelompok yang berada dibawah PT. Liga Prima Indonesia Sportindo.

Pada waktu masyarakat pecinta sepak bola Indonesia bersama-sama menumbangkan kepemimpinan Nurdin Halid, tujuannya jelas ingin agar kebobrokan PSSI dibawah kepemimpinannya bisa diselesaikan dan diganti dengan pengurus baru yang lebih baik. Tetapi ternyata, bagai punguk merindukan rembulan. Harapan tersebut menjadi sia-sia.

Professor Djohar Arifin Husin yang terpilih menggantikan Nurdin Halid, ternyata tidak bisa mewujudkan keinginan masyarakat pecinta sepak bola tanah air. Bahkan, dibawah kepemimpinannya, PSSI melakukan hal-hal yang dianggap oleh banyak orang sebagai pelanggaran terhadap Statuta PSSI.

Salah satu hal yang membuat publik kesal adalah dengan diangkatnya enam klub secara gratis untuk berlaga di Kompetisi Tertinggi di Indonesia. Keenam klub tersebut adalah Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Bontang FC, dan PSMS Medan. Khusus untuk PSMS Medan, kabar terakhir mengatakan bahwa klub tersebut menolak tawaran untuk bergabung di Kompetisi tertinggi di Indonesia dan memilih bermain di divisi utama.

Sebagai klub yang merasa profesional, alangkah baiknya kalau lima tim yang diberikan jatah promosi gratis tersebut, menyusul apa yang dilakukan oleh PSMS Medan. Mengapa? Kalau saja klub tersebut menerima tawaran tersebut, tentunya akan menyakiti perasaan pemain, official, pelatih, dan supporter klub lain yang harus berjuang mati-matian agar bisa berada di kasta tertinggi sepak bola negeri ini.

Menanggapi keputusan pengurus PSSI untuk memasukkan enam klub tersebut sehingga klub yang akan berlaga di kompetisi tertinggi musim 2011/2012 berjumlah 24 klub, maka 14 klub memilih untuk mengundurkan diri sampai PSSI sadar dengan kekeliruannya. Kelompok 14 klub tersebut menilai bahwa penambahan ini merupakan sebuah pelanggaran terhadap statuta PSSI karena berdasarkan statuta, klub peserta kompetisi tertinggi hanya berjumlah 18 klub.

Ternyata, pertarungan urat saraf antara PSSI dengan empat belas klub tersebut masih terus berlangsung. Ketua komite kompetisi PSSI yang bernama Sihar Sitorus mengatakan bahwa Sriwijaya FC, Persipura Jayapura, dan Persiwa Wamena ikut mendaftarkan diri bergabung dengan kompetisi yang diadakan oleh PT. Liga Prima Indonesia Sportindo yaitu Indonesian Premier League.

Pernyataan tersebut dibantah keras oleh Hendry Zainuddin yang merupakan Direktur Teknik dan SDM PT. Sriwijaya Optimis Mandiri. Hendri mengatakan bahwa Sihar Sitorus telah melakukan pembohongan publik.

"Ada lima klub yang diklaim oleh PSSI bahwa mereka mendaftar ke IPL. Persipura, Mitra Kukar, Persiwa, Persidafon, dan kami sendiri Sriwijaya. Tapi dengan ini kami tegaskan kalau itu tidak benar. Kami sangat menyayangkan sikap PSSI ini karena sama saja melakukan pembohongan publik. Ini sangat kami sayangkan, lembaga sebesar PSSI bisa melakukan hal seperti ini" tegas Hendri pada konfrensi pers, Kamis sore (27/10/2011).

Hal senada juga dikatakan oleh Asisten Manajer Persiwa Wamena yang bernama Agus Santoso. Agus mengatakan bahwa Persiwa masih berkomitmen untuk tetap ikut dalam kompetisi resmi yang sesuai dengan Statuta PSSI yaitu Indonesian Super League (ISL. Agus Santoso juga membantah dengan tegas bahwa berita bahwa Persiwa telah berganti haluan menuju IPL.

"Kami tentu saja tidak akan bergabung ke IPL. Kami tetap komit akan terus mengikuti kompetisi legal yang sesuai kongres Bali," tegas Agus ketika dihubungi INILAH.COM, Kamis siang (27/10/2011).

Sampai kapankah carut marut sepak bola Indonesia akan berakhir? Entahlah, hanya mereka yang tahu. Kita sebagai pecinta sepak bola hanya bisa menyaksikan ulah tikus-tikus PSSI tersebut sambil berdoa dan berusaha agar tikus-tikus tersebut segera pergi atau MATI dimakan kucing garong.

Maju terus sepak bola Indonesia!!!

Kembalinya si Anak Hilang

Ilham JK (Internet/Sripoku.com)
Nama Ilham Jayakesuma pada saat ini mungkin sedang meredup. Tetapi ketika dia sedang mengalami masa emasnya, publik sepak bola Indonesia dan juga masyarakat Palembang, sangat bangga padanya. Beberapa kali Ilham Jayakesuma yang lahir pada tanggal 19 September 1978 itu, menjadi top skor liga Indonesia. Selain itu, Ilham juga masih berstatus sebagai pencetak gol terbanyak selama perhelatan Piala Tiger dengan torehan tujuh gol pada tahun 2004

Kini, setelah menjalani masa redup bersama Mitra Kukar pada tahun 2009 yang lalu, pemain kelahiran Palembang 33 tahun yang lalu itu, mencoba peruntungannya di Klub Kota kelahirannya yaitu Sriwijaya FC.

Keinginan Ilham untuk memperkuat Sriwijaya FC, selain dikarenakan ingin mengabdikan diri pada klub kota kelahirannya, Ilham juga ingin mengulang memori manis ketika menjadi top skor Piala Tiger tujuh tahun yang lalu. Pada saat itu, Ponaryo Astaman dan Firman Utina yang kini menjadi Pemain Sriwijaya FC merupakan pemain yang menjadi pemberi umpan yang manis pada dirinya.

Ternyata, keinginan Ilham untuk bergabung dengan Sriwijaya FC tidaklah mudah. Dia harus mengikuti seleksi yang dilakukan oleh Pelatih Sriwijaya FC yang bernama Kas Hartadi. Seleksi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi fisik dan kemampuan bermain Ilham pada saat ini setelah sempat meredup ketika membela Mitra Kukar dua tahun yang lalu.

Selama menjalani seleksi bersama Sriwijaya FC, pelatih Sriwijaya FC yang bernama Kas Hartadi mengatakan bahwa skill Ilham masih sangat bagus. Tetapi keputusan tetap akan diambil setelah Sriwijaya FC menjalani pemusatan latiah di Solo pada awal November nanti.

"Kami akan melihat dia dalam Training Centre (Pemusatan Latihan) di Solo, dia pemain berpengalaman dan berkualitas, fisiknya bagus dan makanya diberikan kesempatan," Kata Kas Hartadi.

Peluang Ilham untuk bergabung dengan Sriwijaya FC masih terbuka lebar. Hal ini dikarenakan pada saat ini Sriwijaya FC masih kekurangan stok pemain yang berposisi sebagai penyerang murni. Setelah sebelumnya batal mendapatkan Ramdhani Lestaluhu dan Bambang Pamungkas, otomatis Sriwijaya FC hanya memiliki Riski Novriansyah dan Rahmat Rivai sebagai penyerang murni.

Hal ini tentunya akan membuat Ilham dipertimbangkan oleh Pelatih Sriwijaya FC kalau mempunyai skill yang bagus. Selain mempunyai skill yang bagus, hal lain yang dapat menjadi nilai tambahan bagi Ilham adalah dia merupakan putra Palembang asli.

Sebentar lagi awal November tiba. Sriwijaya FC akan menjalani pemusatan latihan di Solo dan mengadakan uji coba dengan beberapa tim di Solo. Selain itu, Sriwijaya FC juga akan mengikuti turnamen Inter Island Cup pada tanggal 04 November 2011. Inilah ajang pembuktian bagi Si Anak Hilang bahwa dia masih layak bergabung dengan Sriwijaya FC dan pantas untuk disegani oleh pemain lawan.

Selasa, 25 Oktober 2011

Pemain Sriwijaya FC Pindah Tempat Latihan

Hendry Zainuddin (facebook.com)
Sriwijaya FC ternyata harus benar-benar berkorbarn demi Sumatera Selatan dan Indonesia. Hal ini dikarenakan kota Palembang yang merupakan ibu kota provinsi Sumatera Selatan ditunjuk menjadi pelaksana Sea Games yang akan dimulai pada tanggal 11 November 2011 sampai 22 November 2011 nanti.

Sebelumnya, manajemen Sriwijaya FC telah mengalah untuk tidak menggunakan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring dikarenakan sedang direnovasi guna menghadapi Sea Games tersebut. Selain itu, para pemain pun harus meninggalkan Mess Pertiwi pada tanggal 01 November 2011 nanti dikarenakan Mess tersebut rencananya akan digunakan oleh Wartawan yang akan bertugas untuk meliput jalannya Sea Games tersebut.

Kini, Sriwijaya FC harus kehilangan stadion sebagai tempat latihan mereka. Stadion Bumi Sriwijaya tidak bisa digunakan lagi mulai hari selasa (25/10) nanti. Hal ini dikarenakan stadion tersebut sedang direnovasi karena akan digunakan oleh salah satu cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada ajang sea games nanti.

Hal tersebut membuat manajemen Sriwijaya FC mengeluarkan keputusan yang berisi bahwa pemain Sriwijaya FC akan melakukan latihan dsalah satu lapangan futsal yang ada didekat area Mess Pertiwi.

"Mulai besok sore (25/10), para pemain Sriwijaya FC akan latihan di lapangan futsal dekat Mess Pertiwi. Hal ini dikarenakan sudah tidak ada lapangan yang bisa dipakai untuk latihan. Lapangan sedang direnovasi dan akan digunakan untuk sea games." kata Direktur Teknik PT. Sriwijaya Optimis Mandiri yang bernama Hendry Zainuddin melalui akun jejaring sosial pribadi miliknya.

Berdasarkan informasi yang telah ada sebelumnya, Sriwijaya FC akan melakukan latihan selama beberapa hari di Palembang dan kemudian berangkat ke Solo guna menjalani pemusatan latihan. Di Solo, Sriwijaya FC akan melakukan uji coba dengan beberapa klub yang ada disana.

Minggu, 16 Oktober 2011

Hilton Moreira dan Keluarga Baru

Hilton Bersama Fans (Internet/PengamenTua)
Nama Hilton Moreira mungkin masih belum terlalu banyak yang mengetahui kalau pemain tersebut telah bergabung dengan Sriwijaya FC. Perlahan tapi pasti, sejalan dengan beriringnya waktu, nama Hilton akan dikenal oleh banyak pecinta Sriwijaya FC. Bahkan bukan tidak mungkin, akan menjadi sejarah baru bagi Laskar Wong Kito.

Hilton pada musim 2011/2012 ini akan membela Sriwijaya FC. Sebelumnya, Hilton yang merupakan pemain kelahiran brazil 27 Februari 1981, memperkuat Persib Bandung. Oleh karena sesuatu hal, maka Hilton pun mencari klub lain untuk dibelanya. Akhirnya, dia memilih untuk bergabung dengan Sriwijaya FC setelah melakukan tanda tangan kontrak beberapa hari lalu dengan manajemen Sriwijaya FC.

Tentunya, Hilton harus meleburkan diri ke dalam semua elemen Sriwijaya FC, termasuk para supporter. Seperti kita ketahui bersama bahwa Sriwijaya FC mempunyai supporter fanatik yang bernama Singa Mania dan Beladas serta pendukung yang lainnya.

Budaya masyarakat pecinta Sriwijaya FC yang sangat menghormati dan mencintai setiap pemain yang bermain dengan Sriwijaya FC, tentunya memberikan kemudahan kepada Hilton dan pemain baru yang lain untuk menjadi idola dan berkembang bersama Sriwijaya FC.

Kini, bersama Sriwijaya FC Hilton telah mendapatkan keluarga yang baru. Mereka adalah pecinta Sriwijaya FC yang ada di Palembang dan disegala penjuru negeri. Hal yang sangat baik tentunya dan menjadi modal awal yang sangat bagus guna mencapai tujuan yang diimpikan bersama, yaitu menjadi sang juara.

Semoga saja Hilton Moreira dan pemain Sriwijaya FC yang lainnya bisa mencapai target juara dengan usaha dan perjuangan yang dibantu dengan do’a yang tulus ikhlas dari supporter Sriwijaya FC dimanapun berada. Hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil kalau kita sama-sama bekerja bersama. Harapan itu masih ada.

Nama Lengkap : Hilton Mauro Moreira
Tempat Lahir : Pindamonhangaba, Brazil
Tanggal Lahir : 27 Februari 1981
Tinggi : 173 cm
Posisi : Gelandang
Klub : Sriwijaya FC

Karier Junior
1996-1998 : Palmeiras

Karir Senior
Tahun 1998 : FC Forli
Tahun 1999 : ULM 1834
Tahun 2002-2005 : Palmeiras
Tahun 2005-2008 : Deltras 47 Kali Tampil (25 Gol)
Tahun 2008-2011 : Persib 49 Kali Tampil (25 Gol)
Tahun 2011- : Sriwijaya FC

Gumbs, Baru Tiba Langsung Latihan

Kayamba Gumbs (Internet/PengamenTua)
Keith Kayamba Gumbs sudah sepatutnya menjadi contoh bagi para pemain Sriwijaya FC dan juga para pemain sepak bola di Indonesia. Selain mempunyai fisik dan stamina yang baik, Keith Kayamba Gumbs juga mempunya disiplin yang sangat tinggi.

Keith Kayamba Gumbs yang siang hari kemarin (12/09) baru tiba dari negara Saint Kitts & Nevis, sore harinya langsung mengikuti latihan bersama dengan para pemain Sriwijaya FC yang lainnya.

Seperti telah diinformasikan sebelumnya, pemain yang baru saja merayakan hari kelahirannya yang ke 39 tahun pada tanggal 11 September 1972 yang lalu, baru saja pulang dari membela negaranya dalam kualifikasi pra piala dunia 2014.

Jarak antara Saint Kitts & Nevis dengan Indonesia yang cukup jauh, tidak membuat kayamba yang pada musim kompetisi 2011/2012 ini menjabat sebagai pemain dan juga asisten pelatih, menjadi lebih santai. Dia memberikan contoh yang baik bagi rekan-rekannya di Sriwijaya FC.

Ketika menjalani sesi latihan sore hari di Stadion Bumi Sriwijaya, Kayamba Gumbs atau yang lebih dikenal dengan panggilan Gumbs, melakukan latihan sendiri guna pemulihan stamina pasca menjalani penerbangan dari negaranya menuju Indonesia.

Semoga saja disiplin yang dicontohkan oleh Gumbs bisa ditiru oleh para pemain Sriwijaya FC yang lainnya dan juga pemain timnas sepak bola Indonesia, sehingga nantinya bisa menjadi atlit sepak bola yang mempunya visi bermain yang baik dan juga menjadi pemain yang benar-benar profesional.

Biodata
Nama Lengkap : Keith Jerome Kayamba Gumbs
Tempat Kelahiran : Saint Kitts
Tanggal Lahir : 11 September 1972
Tinggi : 178 cm
Posisi : Penyerang
Klub : Sriwijaya FC
Nomor : 17

Karir Senior
Tahun 1989-1998 : Newton United 187 Kali Tampil (196 Gol)
Tahun 1996 : Twente
Tahun 1996 : Oldham Athletic
Tahun 1999 : Panionios 9 Kali tampil
Tahun 2000 : Hull City
Tahun 2000 : Strum Graz
Tahun 2001 : Palmeiras
Tahun 2001 : San Juan Jabloteh tampil 38 Kali (22 Gol)
Tahun 2001-2003 : 59 Kali Tampil (41 Gol)
Tahun 2003-2004 : Sabah FA 48 Kali Tampil (21 Gol)
Tahun 2004-2007 : Kitchee 38 Kali tampil (21 Gol)
Tahun 2007-kini : Sriwijaya FC

Karir Timnas
1989 - Sekarang : Saint Kitts dan Nevis 131 Kali tampil (47 Gol)




Perjuangan Bertemu dengan Sang Idola

Hilton Melayani Penggemar (Internet/Pengamentua)
Setiap manusia pasti mempunyai rasa cinta terhadap seseorang sehingga rasa cinta itu membuat orang yang dicintai menjadi idola bagi orang yang mencintai. Sebagai seorang yang mengidolakan orang lain, tentunya kita akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk meniru apa yang dilakukan oleh idola kita tersebut. Bahkan, bukan tidak mungkin kalau kita ingin mengabadikan momen pertemuan dengan sang idola dalam bentuk foto.

Mungkin, itulah yang dirasakan oleh para pecinta Sriwijaya FC yang kebetulan bisa hadir guna menyaksikan para pemain kebanggaan mereka latihan. Kemarin (11/09) sore, saya kebetulan mempunyai waktu yang kosong sehingga saya pun menyempatkan diri untuk pergi melihat para pemain Sriwijaya FC yang lama ataupun yang baru, melaksanakan latihan.

Sore itu, latihan diadakan di Stadion Bumi Sriwijaya yang berada di jalan POM IX atau lebih tepatnya disebelah Palembang Square. Oleh karena stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring sedang mengalami renovasi guna menghadapi Sea Games bulan November 2011 nanti, maka Sriwijaya FC untuk sementara waktu harus menggelar latihan diluar stadion tersebut, maka dipilihlah Stadion Bumi Sriwijaya dan Stadion PT. Pusri.

Ternyata, hampir sekitar dua ratus orang yang hadir menyaksikan latihan tersebut. Mulai dari orang tua hingga anak-anak. Mereka dengan antusian melihat pemain kebanggaan mereka melakukan latihan rutin guna persiapan menghadapi kompetisi yang akan dimulai pada tanggal 08 Oktober 2011 nanti.

Di lapangan, terlihat beberapa nama pemain baru yang ikut latihan. Diantaranya ada Syamsul Chaeruddin, Ahmad Markus Bakhtiar, Risky Novriansyah, Nova Arianto, serta pemain asal Brazil yang bernama Hilton Moreira. Tentunya, tidak hanya pemain baru yang ikut latihan. Dilapangan juga terdapat punggawa Sriwijaya FC musim lalu, diantaranya adalah Ponaryo Astaman, Thierry Gathuessi, Budi Sudarsono, dan Kayamba Gumbs yang kebetulan baru saja tiba dari negaranya dan kemudian langsung ikut latihan. Sementara Ferry Rotinsulu tidak bisa ikut latihan dikarenakan cidera dan masih dalam tahap penyembuhan cidera.

Saat yang sangat dinantikan oleh para pecinta Sriwijaya FC yang hadir menyaksikan pertandingan tersebut adalah saat dimana para pemain sudah melaksanakan latihan. Pada saat itu, para penonton berjuang dengan sekuat tenaga agar bisa berfoto bersama dengan para pemainnya.Para pemain Sriwijaya FC dengan ikhlas dan tersenyum melayani satu persatu para pecinta Sriwijaya FC yang ingin berfoto dengan mereka.
Setiap penonton berlomba dan berusaha agar bisa berfoto dengan pemain kebanggaan mereka. Tetapi memang, masih tetap ada yang belum bisa berfoto dengan pemain kebanggaan mereka dikarenakan waktu telah menjelang malam dan kembali ke mobil pemain agar mereka bisa kembali ke Mess Pertiwi tempat mereka menginap sehingga mereka bisa kembali beristirahat.

Dari sekian banyak pemain Sriwijaya FC yang mengikuti latihan pada hari itu, sepertinya Hilton Moreira menjadi sosok yang sangat diminati oleh para pecinta Sriwijaya FC. Nama besar Hilton, membuat para pecinta Sriwijaya FC ingin mengabadikan momen mereka dengan Hilton.

Hilton dengan ramah dan senyum terlontar dari bibirnya, melayani satu persatu permintaan pecinta Sriwijaya FC yang ingin berfoto dengan dia. Bahkan bukan hanya berfoto, Hilton juga diminta oleh para pecinta Sriwijaya FC yang terdiri dari laki-laki dan wanita, orang tua ataupun anak-anak untuk memberikan tanda tangan pada kaos yang mereka gunakan.

Mau tidak mau, beginilah kehidupan. Seseorang yang mempunyai keahlian ataupun kepandaian, pasti akan diidolakan oleh orang lain. Seseorang yang menjadi idola bisa saja menjadi seperti artis yang disukai oleh banyak orang. Sudah sepantasnya bagi mereka yang pada saat ini berada pada posisi sebagai idola untuk melayani permintaan penggemar mereka selama permintaan tersebut masih tidak bertentangan dengan norma agama dan norma hokum. Tentunya, seseorang tidak akan bisa menjadi idola kalau tidak ada yang mengidolakan. Semuanya merupakan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan.

Perjuangan untuk bertemu dengan seorang idola tidaklah muda, oleh karena itu sudah sepantasnya bagi anda yang saat ini sedang menjadi idola untuk menghargai para penggemar anda agar mereka bahagia dan senang telah menjadikan anda sebagai idolah mereka. Jadilah idola yang bisa memberikan banyak kebaikan bagi diri anda sendiri dan juga bagi orang yang mengidolakan anda.

Siswanto merapat Ke Sriwijaya FC

Siswanto (http://id.wikipedia.org/)
Meskipun telah memliki 24 pemain, manajemen Sriwijaya FC bersama dengan pelatih masih terus mendatangkan pemain yang dinilai sangat dibutuhkan oleh tim Sriwijaya FC. Setelah sebelumnya manajemen mendatangkan Nova Arianto untuk mengisi lini belakang, kini Siswanto dikabarkan mendekat ke Sriwijaya FC.

Direktur Teknik dan Sumber Daya Manusia PT. Sriwijaya Optimis Mandiri yang bernama Hendry Zainuddin, mengatakan bahwa jika tidak ada halangan, rabu (14/9) nantii, pemain sayap kanan Persib Bandung yang bernama Siswanto akan segera merapat ke Sriwijaya FC.

“Besok, mantan pemain Persib Bandung yang bernama Siswanto akan merapat ke Sriwijaya FC.” Tulis Hendry Zanuddin pada akun jejaring sosial facebooknya pada hari selasa (13/09) pada pukul 22.00 WIB.

Tentunya kehadiran Siswanto akan menambah daya gedor Sriwijaya FC. Seperti kita ketahui bersama bahwa Sriwijaya FC telah melepas Oktovianus Maniani di posisi kiri dan Arif Suyono diposisi kanan. Kehadiran Siswanto diharapkan bisa menggantikan posisi Arif Suyono disebelah kanan.

Biodata

Nama Lengkap : Siswanto
Tempat Lahir : Pasuruan
Tanggal Lahir : 09 Oktober 1984
Tinggi : 165 cm
Posisi : Gelandang
Nomor : 22

Karir Junior

Persekabpas Pasuruan
Persema Malang

Karir Senior

Tahun 2004-2006 : Persekabpas Pasuruan
Tahun 2006-2008 : Persmin Minahasa Tampil 24 Kali (1 Gol)
Tahun 2008-2009 : Persib Bandung Tampil Tampil 20 Kali
Tahun 2009-2010 : Persema Malang Tampil 33 Kali (4 Gol)
Tahun 2010-2011 : Persib Bandung
Tahun 2011- ?? : Sriwijaya FC

Lim Jun Sik akan digantikan?

Lim Joon Sik (Bola.net)
Manajemen Sriwijaya FC melalui Direktur Teknik dan Sumber Daya PT. Sriwijaya Optimis Mandiri, secara mengejutkan mengeluarkan sebuah nama kepada publik. Nama tersebut adalah Santosh Shahukhala yang merupakan pemain timnas Nepal dengan posisi sebagai Striker dan akan merapat ke Sriwijaya FC pada tanggal 15 September 2011.

Seperti kita ketahui bersama bahwa pada saat ini, kuota pemain asing yang dimiliki oleh Sriwijaya FC sudah pas. Tiga orang pemain asing non asia dan pemain asing asia. Pemain asing asia tersebut diisi oleh Keith Kayamba Gumbs, Thierry Gathuessi, dan Hilton Moreira. Sementara kuota pemain asing asia diisi oleh Lim Jun Sik.

Tentunya pernyataan Dirtek Sriwijaya FC ini mengundang banyak pertanyaan dari para pecinta Sriwijaya FC mengenai siapa yang akan diganti.

Nepal merupakan sebuah Negara di kawasan Pegunungan Himalaya yang terkurung daratan di Asia Selatan yang sebelah utara berbatasan dengan Republik Rakyat Cina dan sebelah barat, timur, dan selatan berbatasan dengan India. Negara yang beribukota di Kathmandu, dibentuk melalui Persatuan Nepal pada 21 Desember 1768. Prithvi Narayan Shah merupakan raja pertama. Nepal merdeka dari Inggris pada 21 Desember 1923. Sebelumnya, negara yang terletak di Himalaya ini berstatus protektorat setelah dikalahkan Inggris dalam perang tahun 1815. Pada tahun 1990, Nepal mengubah sistem pemerintahan menjadi monarki konstitusional. Kemudian pada tahun 2008 kerajaan Nepal resmi dibubarkan dan Nepal berubah menjadi negara republik federal yang sekuler.

Secara letak geografis, maka Nepal termasuk kedalam Negara yang berada di Benua Asia, maka Santosh termasuk kedalam kategori pemain asing asia. Berarti, apakah mungkin posisi Lim Jun Sik akan tergantikan?

Sebelumnya sempat beredar kabar bahwa Lim Jun Sik terlibat konflik pribadi dengan agen yang mengantarkan dia menjadi pemain Sriwijaya FC. Oleh karena konflik pribadi, maka pihak agen tidak mau memberitahukan kepada publik mengenai latar belakang yang menyebabkan konflik pribadi tersebut bisa terjadi.

Mungkinkah Santosh merupakan seorang pemain yang dipersiapkan oleh agen pemain untuk menggantikan posisi Lim Jun Sik? Kita tunggu saja.

Latihan Perdana Sriwijaya FC

Thierry Bersama Fans (Foto By Samingan)
Senin (05/09) sore, pemain lama dan pemain baru Sriwijaya FC musim kompetisi 2011/2012 melakukan latihan perdana di Stadion Bumi Sriwijaya Palembang. Latihan perdana yang dipimpin oleh pelatih Sriwijaya FC yang bernama Kas Hartadi tersebut, dihadiri oleh sebelas orang pemain. Pemain tersebut adalah Andi Irawan, Lim Jun Sik, Thierry Gathuessi, Markus Bahtiar, Syamsul Chaeruddin, Jeki Arisandi, M. Sobran, Achmad Jufriyanto, Mahyadi Panggabean, Rendi Siregar, dan Riski Novrianto.

Direktur Teknik dan Sumber Daya Manusia PT. Sriwijaya Optimis Mandiri (PT. SOM) yang bernama Hendry Zainuddin mengatakan bahwa memang pada latihan perdana tersebut hanya dihadiri beberapa orang pemain saja dengan berbagai alas an yang menyebabkan pemain lain belum bisa mengikuti latihan perdana secara bersama-sama.

“Kedatangan pemain Sriwijaya FC ke Palembang dibagi menjadi tiga gelombang. Gelombang pertama merupakan pemain Sriwijaya FC yang tidak memperkuat timnas. Gelombang kedua merupakan pemain Sriwijaya FC yang memperkuat timnas senior. Gelombang ketiga merupakan pemain yang saat ini sedang memperkuat timnas U-23.” Jelas Hendry melalui akun facebook pribadi miliknya yang ditulis pada hari senin (05/09).

Hingga saat latihan perdana ini dilakukan, berarti Sriwijaya FC telah merekrut lima orang pemain baru. Mereka adalah Hilton Moreira dari Persib Bandung, Riski Novriansyah dari Persijap Jepara, M. Sobran (Putra Sumatera Selatan), Syamsul Chaeruddin dari Persija Jakarta, dan terakhir Markus Bakhtiar yang direkrut dari Persiba Balikpapan.

Sekedar informasi, ada perubahan gaya rambut yang dilakukan oleh pemain belakang Sriwijaya FC yang bernama Thierry Gathuessi. Thierry Gathuessi merubah gaya rambutnya menjadi gimbal yang tentunya membuat dirinya lebih menarik dari sebelumnya.

Beto Batal Ke Sriwijaya FC

Perburuan jajaran manajemen dan pelatih Sriwijaya FC untuk mendapatkan Alberto Goncalves, ternyata harus berhenti. Beto, yang merupakan sapaan akrab dari pemain berkebangsaan Brazil yang lahir pada 31 Desember 1980 ini, memilih untuk menolak tawaran dari Sriwijaya FC dan lebih memilih untuk bergabung dengan Persipura Jayapura.

Sebelumnya, manajemen Sriwijaya FC telah sepakat untuk mengontrak pemain yang sebelumnya bermain di Persijap Jepara ini dengan durasi kontrak satu musim yang bernilai 1,2 Miliar rupiah.

Perspira Jayapura menjadi saingan berat Sriwijaya FC untuk mendapatkan tenaga Beto. Persipura berminat mendatangkan Beto dengan syarat menunggu proses naturalisasi pemain persipura yang lain yaitu Victor Igbonefo yang akan menjadi warga negara Indonesia. Jika Victor tidak bisa menjadi warga negara Indonesia dalam waktu dekat, maka Alberto Goncalves pun tidak jadi direkrut oleh jajaran manajemen Persipura Jayapura.

Sementara itu, jika Beto mau bergabung dengan Sriwijaya FC, maka Beto akan mendapatkan satu tempat di lini depan Sriwijaya FC. Beto akan difungsikan untuk menemani Kayamba Gumbs atau bahkan Budi Sudarsono. Sriwijaya FC memang sangat membutuhkan Beto dikarenakan tim ini kekurangan striker asing yang berposisi sebagai penyerang murni.

Otomoatis, dengan kegagalan ini, manajemen Sriwijaya FC harus memutar otak kembali guna mencari siapa pemain baru yang bisa digunakan untuk mengisi kuota satu pemain asing non asia yang masih kosong. Sebelumnya, dua kuota pemain asing non asia sudah diisi oleh Kayamba Gumbs yang berposisi sebagai pemain dan juga sebagai asisten pelatih. Selain Gumbs, satu kuota lagi sudah diisi oleh Thierry Gauthessi yang menjadi pilihan manajemen untuk mengisi lini belakang Sriwijaya FC.

Beto Gagal, Hilton masuk

Setelah gagal merekrut Alberto Goncalves yang lebih memilih persipura, manajemen Sriwijaya FC mulai mencari pemain yang sepadan dengan Alberto Goncalves guna mengisi posisi striker yang saat ini sedang kosong.

Hanya perlu beberapa hari semenjak kegagalan merekrut Beto, manajemen Sriwijaya FC telah mendapatkan sosok pemain yang pantas menggantikan Alberto Goncalves. Sosok pemain tersebut bernama Hilton Moreira.

Hilton yang sebelumnya bermain untuk Persib Bandung, datang bersama agennya yang bernama Eko Subekti. Eko datang ke Palembang guna meminta maaf kepada masyarakat kota Palembang, masyarakat Sumatera Selatan, dan para pecinta Sriwijaya FC karena Beto tidak jadi berlabuh di Sriwijaya FC. Sebelumnya, Eko mengatakan bahwa sangat besar kemungkinan kalau Beto akan memperkuat Sriwijaya FC.

Selain mengadakan konferensi pers dan meminta maaf kepada pecinta Sriwijaya FC, Eko memberikan alternatif pemain yang bisa digunakan oleh Sriwijaya FC untuk mengisi kuota pemain asing yang kosong tersebut. Alternatif tersebut adalah Hilton Moreira.

Hilton secara resmi melakukan tanda tangan kontrak dengan jajaran manajemen Sriwijaya FC pada hari Kamis (25/08) pukul 12.00 WIB di hotel Swarna Dwipa. Di Sriwijaya FC, kemungkinan besar Hilton akan menggunakan nomor punggung 10 yang pada musim sebelumnya dipakai oleh Zah Rahan.

Setelah menandatangani kontrak, Hilton pulang ke Brazil pada hari Jum’at (26/08) dan akan kembali ke Palembang pada tanggal 05 September 2011 nanti. Seperti diketahui bahwa Sriwijaya FC akan melakukan latihan perdana pada tanggal 05 September 2011 tersebut.

Buka Bersama dengan Dirtek Sriwijaya FC

Sabtu (20/08) sore, bertempat dikediaman Wachdy Kurnia, para anggota dari Sriwijaya Facebook Community, Wong Palembang Nian, dan Kelakar Betok mengadakan acara buka puasa bersama. Hadir pada acara tersebut, Direktur Teknik dan SDM PT. Sriwijaya Optimis Mandiri (PT. SOM) yang bernama H. Hendry Zainuddin, S.Ag.

Pada kesempatan tersebut, Hendry yang masih keluarga dari Wachdy Kurnia, memberikan sedikit nasehat kepada anggota komunitas yang hadir dalam acara buka bersama tersebut. Hendry mengatakan bahwa jikalau kita ingin sukses, maka ada dua hal yang harus kita lakukan. Pertama yaitu fokus terhadap minat yang kita miliki dan kemudian berdo’a kepada Allah SWT agar Allah SWT meridhoi segala usaha yang dilakukan.

“Saya disini hanya ingin berbagi cerita saja. Buat adek-adek yang ingin sukses, sebenarnya hanya dua syarat pokok yang harus dimiliki dan dikerjakan. Pertama, kalian harus fokus pada keahlian dan minat kalian. Jikalau kalian suka menggunakan komputer, maka perdalamlah ilmu komputer. Jika suka berorganisasi, maka fokuslah dalam hal berorganisasi. Setelah fokus dengan keahlian atau bakat yang kalian miliki, maka kalian harus terus berusaha dan berdo’a agar Allah SWT memudahkan setiap jalan yang kalian lakukan agar mendapatkan kesuksesan.” Kata Hendry dihadapan puluhan orang yang hadir pada acara tersebut.

Selain memberikan sedikit pencerahan, anggota DPRD Kabupaten Banyuasin ini juga menjawab dan memberikan informasi seputar dunia transfer yang sedang dilakukan oleh Sriwijaya FC. Hendry mengatakan bahwa sebenarnya apa yang dikatakan oleh penggemar Sriwijaya FC bahwa dia besak kelakar (Bohong-Red), tidaklah benar. Dia mengatakan bahwa dia sudah melakukan semua yang dikatakannya, tetapi dikarenakan sesuatu hal, maka apa yang dikatakannya ada yang tidak menjadi kenyataan.”

“Sebenarnya, apa yang dituduhkan oleh sebagian pecinta Sriwijaya FC tentang perkataan saya yang hanya kelakar betok, sebenarnya tidak benar. Kelakar betok itu kan diartikan hanya omong kosong, tanpa adanya usaha. Saya beserta jajaran manajemen yang lainnya sudah berusaha mendapatkan pemain dan memang sudah didapatkan kata sepakat, walaupun memang belum diwujudkan dalam bukti kontrak kerja sama. Tetapi setidaknya, kami sudah memberikan uang awal kepada mereka. Memang, akhirnya semuanya tidak menjadi kenyataan dikarenakan adanya sedikit persaingan yang dilakukan oleh Tukang Roti.” Kata Pria yang sering menggunakan kacamata ini.

Lebih lanjut Hendry mengatakan bahwa pada saat ini, dia sedang melakukan pendekatan dengan dua orang pemain yang akan menggantikan posisi Dirga Lasut yang beberapa lalu pergi meninggalkan Sriwijaya FC menuju Persija Jakarta.

“Saat ini, saya beserta jajaran manajemen yang lain sedang mencari alternatif pengganti Dirga Lasut yang pas diposisi lini tengah. Saya sudah melakukan komunikasi dengan mereka. Tetapi kami belum bisa memberitahukan kepada publik dikarenakan kami ingin konsentrasi mendapatkan mereka. Tolong Bantu do’a agar kami sukses mendapatkan mereka.” Kata Hendry.

Ketika ditanya tentang status transfer pemain persijap jepara yang bernama Alberto Goncalves atau yang lebih sering disapa dengan Beto, Hendry mengatakan bahwa kalau tidak hari Sabtu Malam, maka hari minggu dia sudah tiba di Palembang.

“Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, Beto sudah tiba di Indonesia. Mungkin dikarenakan jet lag dan butuh istirahat, beliau akan tiba ke Palembang pada sabtu malam atau jika tidak pada hari minggu nanti. Beto memang tidak jadi ke Palembang pada tanggal 18 Agustus 2011 kemarin dikarenakan pada saat itu, Beto kesulitan mendapatkan pesawat guna melakukan penerbangan ke Indonesia.”Kata Hendry.

Acara buka bersama ini ditutup dengan sholat maghrib bersama yang diimami oleh Hendry Zainuddin. Setelah melaksanakan ibadah sholat maghrib, Hendry Zainuddin tidak bisa mengikuti rangkaian acara lainnya yang direncanakan oleh ketiga komunitas tersebut dikarenakan ada rencana lain yang harus dilakukan oleh Hendry.

Sebelum pulang meninggalkan komunitas tersebut, Hendry memberikan uang tunai sebesar dua juta rupiah guna membantu korban bencana kebakaran yang menimpa warga 32 Ilir Tangga Buntung Palembang. Selain sumbangan dari Hendry, komunitas tersebut sudah mendapatkan uang sebesar empat juta lebih dengan rincian dua juta sumbangan dari masyarakat dikawasan pasar 16 ilir dan dua juta lebih dari anggota komunitas tersebut yang tersebar diberbagai penjuru.

Sriwijaya FC kehilangan Pemain Bintang

Menjelang musim kompetisi 2011/2012, mungkin adalah suatu keadaan yang sangat tidak enak bagi manajemen dan supporter Sriwijaya FC. Bagaimana tidak, menjelang musim kompetisi yang tinggal beberapa bulan lagi akan dilaksanakan, Sriwijaya FC harus kehilangan beberapa orang pemain bintang.

Sebelumnya, Sriwijaya FC sudah melepas Oktovianusi Maniani dan Claudiano Alves Dos Santos. Okto yang merupakan sapaan akrab dari Oktovianus Maniani, dilepas oleh manajemen Sriwijaya FC dikarenakan terlalu sering menonjolkan permainan individu daripada kerja sama tim. Sementara itu, Claudiano Alves Dos Santos yang merupakan pemain berkebangsaan Brazil, dilepas dikarenakan sering menderita cidera yang tentunya akan merugikan Sriwijaya FC

Setelah kehilangan dua pemain bintang tersebut dan juga beberapa orang pemain lainnya, kini Sriwijaya FC harus rela ditinggalkan oleh Arif Suyono, Bobby Satria, dan Mahardiga Lasut.

Arif Suyono memutuskan untuk kembali kekampung halamannya yaitu Malang. Keceng yang merupakan sapaan akrab dari Arif Suyono, ingin merasa lebih dekat lagi dengan istri dan keluarga besar dia. Oleh karena itu dia memilih untuk kembali berlabuh dengan Arema Indonesia. Padahal sebelumnya, Arif Suyono mengatakan betah di Palembang dan akan memeperkuat Sriwijaya FC pada musim kompetisi 2011/2012.

Sementara itu, Bobby Satria dilepas oleh jajaran manajemen Sriwijaya FC dikarenakan manajemen beserta pelatih ingin mencari seeorang pemain belakang yang mempunyai kualitas lebih guna menemani Thierry Gauthessi dilini belakang.

Mahardiga Lasut akhirnya memutuskan untuk pindah dari Sriwijaya FC menuju Persija Jakarta. Sebelumnya, Mahardiga Lasut menyatakan akan tetap memperkuat Sriwijaya FC dikarenakan Sriwijaya FC telah membesarkan nama beliau. Tetapi itu semua hanya menjadi kenangan dikarenakan Dirga, sapaan akrab Mahadirga Lasut, menerima tawaran dari ketua umum Persija Jakarta yang bernama Ferry Paulus. Dirga merasa tidak enak menolak tawaran dari ketua umum Persija Jakarta tersebut dikarenakan Ferry Paulus Sudah dianggap sebagai ayah kandung oleh Dirga.

Otomatis dengan kepergian Oktovianus Maniani, Claudiano Alves Dos Santos, Arif Suyono, Bobby Satria, dan Mahadirga Lasut, Sriwijaya FC hanya tinggal memiliki beberapa orang nama bintang saja. Di Posisi penjaga gawang, Sriwijaya FC mempunyai nama Ferry Rotinsulu. Lini belakang terdapat nama Thierry Gauthessi, Ahmad Jufriyanto, M. Ridwan, dan Supardi. Sementara lini tengah masih terdapat beberapa nama pemain timnas seperti Firman Utina dan Ponaryo Astaman. Kemudian di lini depan, Sriwijaya FC memiliki Budi Sudarsono dan Keith Kayamba Gumbs yang juga merangkap sebagai asisten pelatih di Sriwijaya FC.

8 Oktober 2011, Kompetisi dimulai

PSSI akhirnya mengeluarkan keputusan yang mengatakan bahwa kompetisi musim 2011/2012 akan dilaksanakan mula 08 Oktober 2011 nanti. Hal ini berdasarkan pernyataan dari Koordinator Kompetisi. yang bernama Sihar Sitorus pada workshop yang diadakan oleh PSSI tanggal 03 Agustus 2011 di Hotel Sahid.

Sebelumnya, pertemuan guna membahas format kompetisi musim 2011/2012 sempat tertunda. Pada awalnya, PSSI mengundang pengurus klub untuk hadir dalam pertemuan guna membahas format kompetisi 2011/2012 pada tanggal 25 Juli 2011. Tetapi, dikarenakan ada kendala tekniks, Pihak PSSI membatalkan pertemuan tersebut hingga dilaksanakan pada tanggal 03 Agustus 2011 di Hotel Sahid dalam acara workshop.

Selain tentang kapan pelaksanaan kompetisi musim 2011/2012, PSSI juga mengatakan bahwa format pemain asing disetiap klub peserta kompetisi adalah tiga plus satu. Tiga orang pemain asing non asia dan satu orang pemain asing asia. Tetapi, walaupun tiga plus satu, PSSI hanya membolehkan tiga orang pemain asing yang turun dalam satu pertandingan.

Pada kompetisi sebelumnya, PSSI memberlakukan keputusan penggunaan lima orang pemain asing. Tiga orang pemain asing yang berasal dari non asia dan dua orang pemain asing asia. Semua pemain tersebut boleh diturunkan sekaligus dalam satu pertandingan.

Selain itu, PSSI juga memberlakukan peraturan terbaru mengenai format penyaringan terhadap klub yang akan bermain di kompetisi tertinggi musim 2011/2012 nanti. PSSI akan bekerja sama dengan AFC guna melakukan audit terhadap klub-klub yang akan mengikuti kompetisi musim 2011/2012. Audit tersebut mencakup lima hal, yaitu payung hukum (legal), finansial, infrastruktur, personel dan sporting (pembinaan, kontrak pemain dan perangkat pertandingan),

Sebagai salah satu Klub besar, Sriwijaya FC merasa yakin bisa lolos dari audit tersebut dikarenakan semua hal yang diaudit oleh PSSI dan AFC, semuanya dimiliki oleh Sriwijaya FC.

“SFC optimistis masuk dalam standar AFC, karena telah memenuhi seluruh ketentuan. Dengan begitu, PSSI setidaknya telah mengantongi satu klub yang layak diajukan ke pihak AFC, sehingga kuota Indonesia berlaga di AFC Cup atau LCA dapat bertambah,” ujar Faisal seperti yang ditulis oleh metrotv pada hari Jumat tanggal 5 Agustus 2011 pukul 17:27 WIB dengan judul Sriwijaya FC Optimistis Lolos Verifikasi AFC

Terakhir, PSSI juga mewajibkan tiap-tiap klub untuk melakukan deposit sebesar 5 Miliar Rupiah untuk peserta kompetisi level I dan 2 Miliar rupiah untuk peserta kompetisi level II. Pada peraturan sebelumnya, PSSI sudah mewajibkan kepada setiap peserta kompetisi untuk melakukan deposit dana sebagai salah satu syarat mengikuti kompetisi.

Kini, setelah kejelasan mengenai kapan kompetisi 2011/2012 didapatkan, semua klub yang merasa akan lolos audit tersebut, mulai berbenah diri. Mereka mulai mengevaluasi manajemen, hingga merombak semua pemain yang dianggap kurang memberikan kontribusi yang besar bagi Klub.

Sriwijaya FC, hingga saat ini masih terus berkonsentrasi untuk mendatangkan beberapa orang pemain baru. Salah satu informasi yang saat ini sangat sering terdengar ditelinga penggemar Sriwijaya FC adalah keinginan manajemen Sriwijaya FC untuk merekrut Alberto Goncalves atau yang sering disapa dengan nama Beto.

Palembang, 12 Agustus 2011.

http://www.jpnn.com/read/2011/08/13/100591/PSSI-Melunak,-Deposit-Tak-Harus-Uang-Tunai-

18 Agustus 2011, Beto Ke Palembang

Niat manajemen Sriwijaya FC untuk mendatangkan striker Persijap asal Brazil yang bernama Alberto Goncalves, sepertinya memang benar-benar serius. Berbagai upaya terus dilakukan agar Alberto Goncalves atau yang lebih sering disapa dengan nama Beto, bisa bergabung dengan Sriwijaya FC .

Ternyata upaya tersebut tidak mengecewakan. Manajemen Sriwijaya FC melalui Direktur Teknik dan SDM PT. Sriwijaya Optimis Mandiri (PT. SOM) yang bernama Hendry Zainuddin, mengatakan bahwa jika tidak ada halangan, maka Beto akan datang ke Palembang pada tanggal 18 Agustus 2011 guna membicarakan masalah kontrak.

“Mudah-mudahan, jika tidak aral melintang, Beto Akan tiba di Palembang pada tanggal 18 Agustus 2011. Manajemen Sudah memutuskan bahwa akan merekrut Beto.” Kata Hendry Zainuddin yang ditulis melalui akun jejaring sosial pribadi miliknya pada tanggal 05 Agustus 2011 pukul 20.32 WIB.

Beto akan berfungsi sebagai penyerang murni dibawah asuhan pelatih Kas Hartadi. Insting mencetak gol yang sangat baik yang dimiliki oleh Beto, diharakan akan sangat berarti bagi Sriwijaya FC guna mencapai target yang telah diinginkan oleh manajemen pada musim 2011/2012 nanti.

Jika mungkin nantinya Sriwijaya FC berhasil mengontrak Alberto Goncalves, maka komposisi pemain asing Sriwijaya FC sudah penuh untuk kuota pemain asing non asia. Sebelumnya, sudah ada nama Thierry Gauthessi dan Keith Kayamba Gumbs pada posisi pemain asing non asia yang dipertahankan oleh Sriwijaya FC .Sementara untuk posisi pemain asing asia, kemungkinan besar manajemen Sriwijaya FC akan kembali mempertahankan pemain tengah yang berasal dari Korea Selatan, Lim Jun Sik.

Palembang, 08 Agustus 2011

Gaji Pemain Sepak Bola di Indonesia, berkurang

Workshop yang diadakan oleh PSSI pada 03 Agustus 2011 di hotel Sahid beberapa waktu yang lalu berhasil mengeluarkan beberapa keputusan. Adapun keputusan tersebut yaitu mengenai pelaksanaan kompetisi musim 2011/2012 yang akan dilaksanakan pada tanggal 08 Oktober 2011, jumlah kuota pemain asing yang hanya membolehkan tiga orang pemain asing non asia dan satu orang pemain asing asia, serta mengenai besaran biaya kontrak pemain sepakbola di Indonesia.

Pada musim sebelumnya, PSSI membolehkan para peserta kompetisi untuk memberikan dana kontrak yang sesuai dengan kesepakatan bersama. Tetapi mulai sekarang, sepertinya peraturan tersebut harus berubah. Kini, pemain sepakbola di indonesia mendapatkan nilai kontrak yang telah ditetapkan oleh PSSI.

PSSI mengatakan bahwa dana yang didapatkan oleh pemain sepak bola berlabel timnas, maksimal hanya 500 juta rupiah dengan kontrak minimal tiga musim. Sementara itu, ada juga pemain yang tidak berlabel timnas yang dinilai dengan kontrak sebesar 350 juta rupiah.

Tentunya peraturan ini akan menimbulkan pro dan kontra bagi para pemain. Sudah sepantasnya kalau para pemain beserta jajaran pengurus klub serta pengurus PSSI duduk bersama guna membahas mengenai besaran nilai kontrak yang boleh didapatkan oleh pemain sehingga nilai tersebut merupakan nilai yang telah disepakati bersama agar diantara pengurus klub, pengurus PSSI, dan para pemain merasa saling dihargai yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

http://palembang.tribunnews.com/2011/08/03/kontrak-pemain-lokal-maksimal-rp-500-juta